Jakarta.Internationalmedia.id.-Raih cita-citamu setinggi langit. Kata-kata motivasi ini seperti mengakar dihati Haidir Anam (20). Pemuda yang bekerja sebagai kuli bangunan inipun berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi prajurit TNI Angkatan Darat.
Kisah inspiratif Haidir Anam ini patut dijadikan
contoh betapa kondisi ekonomi sesulit apapun bukan alasan untuk berhenti
berusaha untuk mewujudkan cita-cita.
Saya disini kerja proyek, kuli bangunanlah. Kerjain
saluran, masang keramik juga, mengecat segala macamlah. Upah cuma 120.000 tapi
alhamdulillah cukup buat keluarga saya, " ujar Anam dikutip dari kanal
Youtube TNI AD pada tayangan Buletin TNI AD, Jum'at (25/13/2020).
Anam bersyukur bisa bekerja sebagai kuli bangunan.
Meski upah pas-pasan tetapi dia mampu menghidupi diri, dan sembilan anggota
keluarganya di kampung. Anam merupakan yatim yang ditinggal meninggal ayahnya
pada 2014 silam.
Sejak itu, Anam membantu menghidupi adik-adiknya
yang diasuh oleh ibunya yang berjualan urap di kampung.
" Saya ditinggal sama bapak saya sebelum
meninggal dia bilang, bapak cuma nitipin jaga adik kamu sama ibu kamu ".
Saya teringat itur terus. Makanya saya pengen kerja. Saya nggak mau ingkari
titipan terakhir bapak saya, " ujarnya.
Anam mengenyam pendidikan hingga bangku Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Setelah itu dirinya memutuskan bekerja sebagai kuli guna
menyambung hidup. Meski bermimpi menjadi prajurit TNI AD sejak kecil, namun
Anam terpaksa memendam impian itu karena kondisi ekonomi keluarganya tak
memungkinkan.
Saat bekerja di Jakarta, semangat Anam untuk
mengenakan pakaian loreng kebanggaan TNI kembali muncul. Seiring dengan jalan
Tuhan yang mempertemukannya dengan Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI
Andika Perkasa.
Jenderal Andika kerap berolah raga dan beraktivitas
disekitar Markas Besar TNI AD melihat Anam sebagai kuli yang penuh semangat dan
pekerja keras.
Saat pendaftaran Seleksi Calon Tamtama TNI 2020
sibuka, Andika mengarahkan Anam untuk mengikuti tes.
Tak pikir panjang, Anam pun bersemangat dalam
mempersiapkan keperluan seleksi, mulai dari administrasi hingga fisik.
" Saya juga persiapan olah raga , jam
07.00-08.00 malam, lalu tidur, lalu lanjut jam 03.00-04.00 pagi, saya sempatkan
waktu aja olah raga satu jam . Soalnya kalau saya olah raga pagi sama rombongan
TNI disini saya malu, saya kuli bangunan, saya sadar diri, " kata Anam.
Selama mempersiapkan diri, Anam dibantu oleh
rekannya Sandi sesama kuli bangunan. Sandi merupakan penyandang disabilitas yang
mempunyai semangat tinggi dalam bekerja. Semangat itu ia tularkan kepada Anam.
Saya bersahabat sama Anam dari dulu dekat kayak
saudara. Anam pingin lari pagi saya bangunin jam 03.00 pagi. Kata Anam dia
pengen lari bareng Sandi, tapi Sandinya nggak bisa lari, Sandi bisa kasih
dukungan dan semangat aja, " ujar Sandi.
Anam menjalani latiham fisik dengan serius, hingga
mengikui serangkaian seleksi yang begitu ketat. Sampai akhirnya ia dinyatakan
lulus menjadi prajurit TNI AD melalui Seleksi Calon Tamtama pada 2020.
Hal itu memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Anam,
keluarganya, sahabatnya Sandi dan orang-orang disekitarnya. (Pendam
III/Siliwangi/Ter)