Jakarta.Internationalmedia.id.-Abu Dhabi resmi memulai pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung 145 MW di Cirata, Jawa Barat (17/12/2020).
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung 145
MW ini merupakan satu di antara 11 kesepakatan bisnis yang dipertukarkan di
hadapan Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin
Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi pada bulan Januari 2020 silam.
Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis menyatakan bahwa
KBRI Abu Dhabi akan terus mengawal hasil-hasil positif yang telah dicapai
berkat kerja keras kedua perusahaan, kedekatan hubungan kedua pimpinan, serta
dukungan seluruh instansi dan lembaga pemerintah yang ada.
“Peresmian Proyek PLTS Terapung 145 MW senilai USD
129 juta ini merupakan langkah awal. Kami berharap Masdar, selaku investor UEA
dan mitra PJB dalam proyek ini, dapat terus melakukan ekspansi dan membangun
pembangkit listrik lainnya di Indonesia," ujar Dubes Husin.
Peresmian proyek PLTS Terapung, yang juga ditandai
dengan penandatanganan Shareholder Agreement dan prosesi peluncuran floater
tersebut, akan menjadi salah satu kick off proses persiapan pembangunan
pembangkit listrik di waduk Cirata. Untuk tahap awal, PT Pembangkit Jawa Bali
Solar Masdar Energi akan menempatkan water station untuk mengumpulkan data
sebagai persiapan dari proses pembangunan pembangkit.
“Hasil dari listrik akan masuk ke jaringan transmisi
PLN yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Ini merupakan pembangkit
listrik tenaga surya terbesar kedua di dunia dan terbesar di Asia Tenggara.
Keberadaan proyek investasi ini menunjukkan bahwa Indonesia terbuka bagi
investor asing dan berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan yang
ada," jelas pejabat asal Lombok, Nusa Tenggara Barat tersebut.
Menurut data BKPM, UEA menyumbang nilai investasi
sebesar USD 259 juta dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Nilai investasi ini
terdiri dari 338 proyek investasi, dan menyerap kurang lebih 9.900 tenaga
kerja. Tren tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Apabila di tahun 2015 level investasi dari UEA hanya USD 19 juta per tahun,
maka pada tahun 2020 angkanya mencapai USD 69 juta per tahun, atau naik hingga 350%.
Masdar sendiri adalah perusahaan yang berdiri sejak
2006 dan berbasis di UEA. Perusahaan ini fokus mengembangkan proyek energi
terbarukan baik skala utilitas maupun off-grid, dan aktif di lebih dari 30
negara di seluruh dunia.
Kapasitas pembangkit listrik dari proyek-proyek
energi terbarukan yang bermitra dengan Masdar adalah sekitar 10 gigawatt (GW),
mewakili investasi gabungan sekitar USD 19,9 miliar.
Adapun teknologi bersih yang digunakan yaitu: tenaga
angin darat dan lepas pantai, fotovoltaik surya (PV), tenaga surya
terkonsentrasi, penangkapan karbon, pemanfaatan dan penyimpanan (CCUS), limbah
menjadi energi, desalinasi air, dan penyimpanan energi listrik dan panas.(marpa)
(Sumber: KBRI Abu Dhabi)