Daddy Rohanady anggota DPRD Jabar |
Bandung.Internationalmedia.id.-Adalah sosok seorang Drs. H. Daddy Rohanady, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, putra kelahiran Kuningan ini mengerutkan kening, terus putar otak bagaimana agar Bandara Internasional Jawa Barat(BIJB) kabupaten Majalengka yang dikenal dengan Bandara Kertajati dekat kota kelahirannya ini bisa beroperasi sebagaimana layaknya Bandara.
Bandar udara ini diresmikan operasinya oleh Presiden
Joko Widodo pada tanggal 24 Mei 2018, dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia
mendarat sebagai yang pertama di bandar udara ini. Bandar udara baru ini
berfungsi sebagai penyangga untuk membantu memudahkan lalu lintas udara di
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta.
Bandar udara ini
memiliki kapasitas total hingga 29 juta penumpang setiap tahun, dengan
banyak ruang untuk ekspansi.Bandar udara ini juga bisa mengoperasikan terminal
kargo dengan perkiraan resmi pada 1,5 juta ton kargo pada tahun 2020.
Upaya memaksimalkan operasi bandara Kertajati,
Pemprov Jabar pun memindahkan rute penerbangan bandara Husein ke bandara
Kertajati dengan pertimbangan kendala transportasi.
Dalam perjalanannya, beberapa maskapai penerbangan
menghentikan operasionalnya karena tidak ada penumpang. Bandara
masih kosong penumpang karena masalah konektivitas yang belum tersambung.
Kemudian, musibah pendemi Covid-19 muncul.
Namun demikian, Bandara Kertajati tetap beroperasi
di tengah pandemi Covid-19 dengan membuka penerbangan domestik untuk beberapa
maskapai seperti Garuda Indonesia, Citilink dan Air Asia.
Kemudian, setelah Bandara Husein Sastranegara Bandung
berhenti beroperasi pada sekitar bulan Juli 2019 dan hanya mengoperasikan
pesawat jenis ATR, 5 Agustus 2020 kembali mengoperasikan pesawat jenis Jet
meski pun di Bandara Kertajati masih tetap dioperasikan.
Memang Bandara Kertajati masih beroperasi, slotnya
masih ada. Jadi rutenya masih ada sama dengan Bandara Husein Sastranegara, jadi
bukan yang di Kertajati dipindah tapi sama-sama ada rute untuk saling
mensupport.
Namun saat ini apa yang terjadi, Bandara Kertajati
sepi penumpang dan Bandara Husein Bandung menggeliat.
Dalam suatu percakapan khusus, Daddy amat menyayangkan,
Bandara sebesar itu tak dimanfaatkan secara maksimal.
Apa tidak sayang anggaran yang digelontorkan dari
APBD Prov Jabar sekitar Rp 6 triliun lebih tidak memberi manfaat signifikan.
Padahal, kalau itu untuk belanja Organisasi Perangkat Daerah(OPD), bisa
dialokasikan untuk 10 OPD lebih atau untuk membiayai program/kegiatan yang jauh
lebih dibutuhkan masyarakat Jabar.
Namun demikian, Daddy tetap optimis, setelah BIJB
Kertajati beroperasi secara maksimal, saya amat yakin bahwa BIJB Kertajati akan
memberi manfaat optimal untuk menjadi salah satu pengungkit perekonomian Jabar,katanya.(Adikarya)