Bandung.Internationalmedia.id.-Meski dilakukan
secara daring karena pandemi COVID-19, West Java Investment Summit (WJIS) 2020
mencatatkan komitmen dan transaksi yang cukup fenomenal.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia
(KPwBI) Jawa Barat Herawanto, WJIS 2020 dapat mendongkrak nilai investasi Jabar
sepanjang tahun ini menjadi Rp 380 triliun. Dari total nilai tersebut, sekitar
Rp 256 triliun datang dari WJIS meski sebagian besar masih dalam status dana yang
disiapkan, tapi sudah ada Rp 4,1 triliun yang sudah menjadi transaksi.
“Ini di luar dugaan. Meskipun ada COVID-19 tapi
melalui WJIS ada komitmen – komitmen baru. Yang sudah masuk Rp 4,1 triliun,
kita hitung dua hari ini bisa sampai Rp 5-5,5 triliun. Sisanya ready to offer,”
ujarnya saat sesi jumpa pers di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Selasa
(17/11/20).
WJIS 2020 merupakan penyelenggaraan kedua yang
dilakukan Bank Indonesia bersama Pemda Provinsi Jawa Barat. WJIS 2020 dilakukan dua hari 16-17 November
2020 yang bertujuan mendongkrak investasi di Jabar.
Herawanto menjelaskan saat pendemi COVID-19 ada
empat yang perlu dilakukan agar ekonomi tetap hidup, yakni mindset positif atau
optimisme, keseimbangan pendekatan kesehatan dan ekonomi, menjaga suplai, dan
menjaga demand (permintaan).
WJIS, kata dia, ada pada dimensi suplai di mana
dimungkinan untuk mempertemukan barang dan jasa dengan orang. “Kalau tiga hal
ini tidak ada maka tidak akan ada transaksi. Kalau tidak ada transaksi ekonomi
tidak jalan. Tapi tentunya ekonomi harus dijalankan dengan protokol kesehata
agar tidak setback,” jelas Herawanto.
Dia menambahkan, BI Jabar selain berfungsi sebagai
bank sentral yang ditempatkan di Jabar, juga memiliki peran memberikan
rekomendasi bagi pertumbuhan ekonomi provinsi. “Forum WJIS ini menjadi critical
untuk mengangkat turisme dan infrastruktur,” katanya.
KPwBI Jabar mendorong di Pemda Provinsi Jabar karena provinsi ini
paling kompetitif di Indonesia. Menurut Herawanto, indeks daya saing ekonomi
Jabar lima tahun terakhir angkanya 4,6 dengan saingan terdekat Yogyakarta di
angka 4,8 dan Jawa Tengah di angka 5. Dengan fakta ini berarti Jabar sejajar
dengan Thailand dan Filipina.
“Jabar comparable dengan kedua negara ini, inilah
yang dilihat oleh investor,” imbuh Herawanto.
Dia berpesan agar Pemda Prov Jabar dapat
memaksimalkan event WJIS dengan menjaga investor tetap menanamkan modalnya di
Jabar. Menurutnya, hal penting yang harus dijaga adalah investasi dan komitmen.
Realisasi akan sangat bergantung dari kesiapan tempat investasi.
“Kalau hanya berhenti di komitmen akan sangat
sayang. Caranya melalui regulasi yang mendukung, media juga berperan,”
sebutnya.
Satu hal lagi, kata Herawanto, yang perlu
ditingkatkan Pemda Prov Jabar adalah
koordinasi dengan kab/kota. Dia tidak menilai koordinasi yang dilakukan
saat ini keluar jalur, tapi masih ada pemandangan di satu sisi provinsi sangat
baik pada saat bersamaan kab/kota belum sesiap provinsi. “Agar lebih in-line,”
katanya.(Rel/Ter)