Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima Dewan Ketahanan Nasional di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (18/11/20) malam
Bandung.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat
(Jabar) Ridwan Kamil kedatangan jajaran Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas)
Republik Indonesia (RI), di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (18/11/20) malam.
Kedatangan Watannas yang diketuai Presiden RI ini
ingin mengetahui secara langsung bagaimana penanganan COVID-19 di Jabar yang
dinilai cukup berhasil.
Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- mengatakan, secara
teori seharusnya Jabar menjadi daerah paling terdampak penularan COVID-19
karena penduduknya terbanyak di
Indonesia sehingga sangat rentan terhadap penularan.
"Secara teori COVID-19 harusnya kami ini paling
parah terkena dampak karena jumlah populasinya paling padat, tanpa sebuah upaya
maka korban terbesar itu harusnya Jabar," katanya.
Namun Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar dari
jauh hari sudah menyiapkan strategi dalam melawan COVID-19. Kang Emil
mengatakan, ada lima prinsip yang ia terapkan dalam penanganan COVID-19 di
Jabar. Prinsip pertama adalah proaktif. Menurutnya, pemerintah daerah harus
mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat tetapi tetap berharmoni.
"Proaktif tapi harmoni tidak berbeda sendiri,
contohnya Jabar sudah menerapkan siaga 1 sejak bulan Januari sebelum ada kasus
pertama. Proaktif kedua jabar daerah pertama yang punya alat PCR saya beli ke
Korea jadi kita sudah ngetes duluan di sini, mengeluarkan istilah AKB (adaptasi
kebiasaan baru) dan lainnya," terang Kang Emil.
Prinsip kedua adalah transparan. Salah satunya
membangun aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar)
untuk keterbukaan informasi.
"Ketiganya ilmiah, di mana setiap keputusan
yang kami buat berdasarkan masukan dari para ahli," ujar Kang Emil.
Prinsip berikutnya yaitu inovatif, di mana
industri-industri di Jabar digerakkan untuk fokus melawan COVID-19, antara lain
membuat alat ventilator, PCR dan alat pelindung diri.
"Prinsip kelima adalah kolaborasi dengan
berbagai pihak atau institusi sebagai salah satu kunci penanganan pandemi
COVID-19 di Jabar," ucap Kang Emil.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Wantannas Laksda
TNI Harjo Susmoro mengungkapkan, tujuannya datang ke Jabar adalah untuk
mendapatkan data secara langsung. Alasan dipilihnya Jabar karena apapun yang
terjadi di Jabar berdampak terhadap nasional.
"Pertimbangan lainnya karena dalam penanganan
COVID-19 Jabar menurut kami cukup berhasil," ungkapnya.
Harjo berharap, setelah memperoleh data dan
informasi yang cukup, Watannas merencanakan
menjadikan Jabar sebagai daerah percontoham percepatan penanganan
COVID-19 nasional.
"Setelah kita mendapatkan validasi dari Jabar
terkait bagaimana penanganan COVID-19 bisa sukses, kalau ini bisa ditarik akan
bisa jadi model untuk mempercepat penanganan COVID-19 secara nasional,"
ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan penanganan COVID-19 di
Jabar tak lepas dari peran kepemimpinan yang menjadi teladan.
"Saya lihat Pak Gubernur (Jabar) memberikan
kepemimpinan yang terbaik melalui keteladanan," ucap Harjo.
Wantannas bertugas membuat rancangan tentang
kebijakan yang selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden selaku Ketua
Wantannas.
"Kami bertugas membantu Presiden untuk merumuskan
penetapan kebijakan strategis, kami datang ke Jabar untuk kajian kewilayahan,
tugasnya mengamati, mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi setiap
persoalan," ujar Harjo.(Ter)