Jakarta.Internsationalmedia.id.-Para siswa kelas Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang diselenggarakan oleh KBRI Bern resmi menyelesaikan kelas perdana mereka pada Sabtu (21/11/2020).
Penutupan kelas hari itu dimeriahkan dengan
penampilan lagu “Kapan-kapan" milik Koes Plus yang sengaja dipilih karena
harapan peserta kelas BIPA di KBRI Bern untuk segera bertemu secara langsung.
Antusiasme dan semangat para peserta kelas BIPA
perdana ini patut dikagumi. Walaupun diadakan virtual sepenuhnya, mereka tetap
berkomitmen untuk mempelajari Bahasa Indonesia di rumah masing-masing.
Salah satu peserta, Peter Wohlhauser, juga
menyampaikan pantun,“bila ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi, bila
kelas Bahasa Indonesia diperpanjang, boleh kita ikut belajar lagi."
Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman D. Hadad
menyampaikan bahwa inisiatif membuka kelas Bahasa Indonesia pertama di KBRI
Bern ini merupakan jembatan budaya antara Indonesia dengan Swiss.
Belajar bahasa Indonesia tentunya tidak hanya
menambah wawasan, tetapi juga menambah kecintaan kita terhadap Indonesia. “Saya
berharap seluruh peserta dapat semakin mengenal Indonesia, semakin merasa lebih
dekat dengan Indonesia, melalui kuliner, kebudayaan, serta melalui
bahasa," ujarnya.
Lebih lanjut, Ketua Afiliasi Pengajar dan Pegiat
BIPA, Liliana Muliastuti juga menyampaikan rasa bangganya kepada peserta kelas
BIPA di Swiss yang telah menyelesaikan masa pembelajaran dengan baik. “Kami
tunggu para peserta di Indonesia untuk berlibur, berbisnis, atau berkumpul
dengan keluarga, tentunya setelah pandemi selesai," tutupnya.
Kelas BIPA virtual pertama di KBRI Bern telah
berlangsung sejak 14 September 2020 selama dua puluh kali pertemuan. Sejumlah
lima belas orang penduduk Swiss berkesempatan untuk belajar Bahasa Indonesia,
antara lain dengan motivasi keluarga, bisnis, dan juga pariwisata.
Semua peserta menyampaikan respon positif dan
berminat untuk melanjutkan kelas BIPA kembali. Kelas diampu oleh Hesti Aryani,
seorang pengajar dan pegiat BIPA yang telah berpengalaman mengajar di Thailand
dan University of Zurich.(marpa)
(Sumber: KBRI Bern)