Bogor.Internationalmedia.id.-Kementerian Luar Negeri selenggarakan Loka Karya Webinar Internasional (13/11). Lokakarya ini merupakan rangkaian dari Archipelagic and Island States (AIS) Forum tahun 2020.
Mengusung topik Keterkaitan antara laut dan iklim,
lokakarya membahas berbagai upaya dalam mengatasi permasalahan kelautan dan
perubahan iklim khususnya di masa dan paska pandemi COVID-19.
Dirjen Multilateral Kemlu, Febrian Alphyanto
Ruddyard saat membuka Lokakarya mengingatkan bahwa setiap tahun kerugian akibat
perubahan iklim terhadap kehidupan perkotaan dan pesisir mencapai lebih dari
USD 1 triliun. “Upaya mengatasi dampak perubahan iklim harus terintegrasi
dengan langkah pembangunan lainnya, seperti pengentasan kemiskinan dan
kesenjangan infrastruktur di daerah-daerah,” ujar Febrian.
Sementara, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ruandha Agung Sugardiman yang dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa berdasarkan Paris Agreement, ekosistem laut harus menjadi pertimbangan dalam mengatasi perubahan iklim.
Dalam pertemuan, Indonesia juga menggarisbawahi
perlunya implementasi Paris Agreement dan mendorong dukungan semua pihak untuk
mengintegrasikan isu laut dan iklim dalam agenda pertemuan ke-26 Traktat PBB
mengenai Perubahan Iklim (COP-26 UNFCCC), di Inggris tahun depan.
Indonesia yang 60% teritorialnya terdiri atas
lautan, telah melakukan langkah-langkah seperti peningkatan tata kelola sumber
daya laut dan perbaikan infrastruktur maritim. Indonesia juga sudah melakukan
sejumlah langkah terkait agenda kelautan, seperti restorasi terumbu karang dan
hutan mangrove, peningkatan tata kelola sumber daya laut dan perbaikan
infrastruktur maritim.
Lokakarya telah memperkuat komitmen pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, melalui pendekatan
kolaboratif yang terintegrasi untuk mendorong pengarusutamaan pengelolaan laut
dalam penanganan perubahan iklim pada tataran bilateral, regional, global.
Archipelagic and Island States Forum (AIS Forum)
merupakan inisiatif Indonesia untuk membangun kerja sama antar negara-negara
pulau dan kepulauan di seluruh dunia dalam menjawab berbagai tantangan terkait
isu kelautan.
Hadir sebagai pembicara, Dubes Fiji dan Wakil Dubes
Inggris, wakil dari Kemlu, Kemenko Maritim dan Investasi, LIPI, LSM Rare, serta
diikuti 237 partisipan secara virtual.(marpa)