Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima audiensi InJabar Unpad di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (6/10/20). (Foto: Pipin/Humas Jabar)
Bandung.Internationalmedia.id.-Kajian Institut
Pembangunan Jawa Barat (InJabar) Universitas Padjadjaran (Unpad) menyebutkan,
ekonomi Jabar akan kembali normal alias sepenuhnya pulih dari dampak pandemi
global COVID-19 pada tahun 2025.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Komite
Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar
berujar, kajian pemulihan ekonomi yang dilakukan InJabar bisa menjadi kebijakan
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar, asalkan terdapat indikator untuk
mengukur keberhasilan mulai dari tahap penyelamatan ekonomi hingga penormalan.
"Dalam prosesnya ada indikator-indikator untuk
mengukur apakah rencana penyelamatan hingga penormalan (ekonomi) ini berjalan
dengan lancar," kata Gubernur Jabar ditemui usai menerima audiensi jajaran
InJabar Unpad di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (6/10/20).
Adapun rinciannya, kajian InJabar menyebutkan bahwa
ekonomi Jabar akan pulih sepenuhnya melalui tiga tahap. Tahapannya adalah
penyelamatan ekonomi di tahun 2020-2021, pemulihan ekonomi pada 2022-2023,
hingga penormalan ekonomi di 2024-2025.
Kepada InJabar, Gubernur menitipkan agar kajian
tersebut harus bisa menjadi kebijakan yang dimonitor melalui scoring
implementasi.
"(Kajian) ini jangan hanya teori saja, tapi
jadi kebijakan yang bisa di-monitoring. Karena setiap kebijakan turunannya itu
harus ada scoring, apakah sudah baik dilaksanakan atau masih kurang,"
ujarnya.
Selanjutnya, pembahasan mengenai langkah pemulihan
ekonomi dan penanganan kesehatan di Jabar akan dilakukan lebih mendalam bersama
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar dan perangkat daerah
terkait lainnya.
Jabar sendiri memiliki tujuh potensi ekonomi baru
pasca-COVID-19, yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari
Tiongkok; (2) swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong
peluang bisnis di sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi
berkelanjutan; dan (7) pariwisata lokal.
Sementara Injabar merupakan lembaga kepakaran di
bawah Unpad yang didirikan pada Maret 2020 untuk untuk memfasilitasi
implementasi hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan. Injabar
menjadi think tank penyusun dan pengambil kebijakan untuk pembangunan
daya saing dan kesejahteraan masyarakat Jabar.
Adapun kerja sama Pemda Provinsi Jabar dengan
InJabar Unpad merupakan bagian dari semangat kolaborasi dari akademisi untuk
membangun Jabar. Hal itu pun sesuai dengan visi "Jabar Juara Lahir Batin
melalui Inovasi dan Kolaborasi".
"InJabar ini lembaga think tank para pemikir yang
dititipkan di Unpad, semua masukannya adalah bagian dari bentuk kolaborasi
Pentahelix," tutur Kang Emil.
Menurut Direktur Utama InJabar Unpad Keri Lestari
Dandan, pihaknya memiliki sejumlah program pengendalian pandemi sekaligus
aktivasi ekonomi.
"Salah satu strateginya adalah menggunakan
sebanyak mungkin produk ekonomi Jabar yang punya potensi pemulihan kesehatan,
misalnya menggunakan alat kesehatan yang dikembangkan di Jabar sehingga
penanganan kesehatan terjadi, ekonomi pun berjalan," kata Keri.
Ia menambahkan, pariwisata juga bisa dimaksimalkan
untuk mendorong ekonomi. InJabar pun telah membuat pelevelan berwisata di Jabar
yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat dengan tetap memperhatikan
penanganan pandemi.
"Jadi intinya harus ada keseimbangan tidak
hanya pemulihan ekonomi saja tapi kesehatan diabaikan, tapi harus berjalan
bersama oleh karena itu kami mempunyai kajian untuk pemulihan ekonomi dan
mitigasi risiko kesehatan," ucap Keri.
Terkait tiga tahapan penyelamatan ekonomi mulai 2020
hingga penormalan ekonomi di 2025, Keri menegaskan, pihaknya memaparkan
strategi kepada gubernur.
"Tiga tahapan ini kita sudah sampaikan
strateginya apa saja," ucapnya.(Lys)