Sepakat tingkatkan Kemitraan
Jakarta.Internationalmedia.id.- Kalangan
praktisi dan akademisi diplomasi setuju bahwa Indonesia dan Mesir perlu
menggali lebih jauh kerja sama yang dapat dikembangkan sehingga dapat
berkontribusi lebih bagi penciptaan perdamaian, keamanan dan stabilitas dunia.
Indonesia dan Mesir memiliki berbagai kesamaan dalam
perannya di kawasan maupun dunia internasional
Beberapa isu yang dapat dijajaki untuk penguatan
hubungan bilateral lebih lanjut adalah di bidang kebudayaan, dialog lintas
kepercayaan, penanggulangan terorisme dan mengenai perjuangan kemerdekaan
Palestina.
“Peran aktif Indonesia yang tidak pernah lelah di
dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas internasional merupakan mandat
Konstitusi yang harus dijalankan,” demikian penyampaian Kuasa Usaha Ad Interim
KBRI Kairo, Muhamad Aji Surya, saat membuka Webinar/Roundtable Discussion yang
bertema “The Role of Indonesia and Egypt as Bridgebuilder in the Global Fora”
pada Selasa, 13 Oktober 2020.
Kegiatan yang merupakan kolaborasi antara KBRI Kairo
dengan Pusat Kajian Politik dan Media “Hewar”
ini dihadiri oleh Pejabat Tinggi Kementerian Luar Negeri Mesir, yaitu
Deputi Asisten Menlu Urusan Asia Tenggara, Ambassador Hazem el-Tahry ini
mengundang narasumber para pakar hubungan internasional dan akademisi dari
Indonesia dan Mesir yaitu Ketua Satgas Dewan Keamanan PBB, Kemenlu RI, Rina
Setyawati.
Ketua Pusat Kajian Politik Arab, Mesir, Prof. Dr. Mohamad Sadek; Ketua Program Studi
S-1 Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Shofwan Al Banna Choiruzzad,
Ph.D; Dekan Fakultas Studi Asia, Universitas Zaqaziq, Prof. Dr. Ahmed El Nadie;
dan Anggota Dewan Urusan Luar Negeri Mesir/Mantan Asisten Menlu Mesir,
Ambassador Dr. Adel el-Saloussy. Diskusi ini bertujuan untuk mengidentifikasi
peluang, tantangan dan potensi kolaborasi Indonesia dan Mesir ke depannya.
Selama ini, Indonesia senantiasa berpartisipasi
aktif di PBB yang ditunjukkan melalui keanggotaannya di berbagai Organ PBB,
seperti Dewan Keamanan PBB (Periode 2019-2020), Dewan HAM PBB (2020-2022) dan
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (2021-2023).
Pada saat Presidensi Indonesia di DK PBB bulan
Agustus lalu, Indonesia mengadakan 50 pertemuan dan memimpin 12 di antaranya,
mengadakan 3 signature event mengenai ancaman terorisme, mewujudkan perdamaian
di tengah pandemi, dan ancaman keamanan siber terhadap infrastruktur sipil kritis.
Selain itu, Indonesia juga mengajukan 2 draf
resolusi, yaitu mengenai “Combating Terrorism on Prosecution, Rehabilitation
and Reintegration (PRR)” (akhirnya diveto oleh Amerika Serikat) dan “Women
Peacekeepers”.
Sementara itu, Mesir juga merupakan negara yang
aktif berperan di PBB. Terakhir, Mesir menjabat sebagai Anggota Tidak Tetap DK
PBB pada tahun 2016-2017 yang merupakan keenam kalinya bagi negara ini.
Peran Mesir di dunia internasional dapat dibagi ke
dalam 3 lingkaran konsentris, yaitu: (1) internasional, melalui kerja sama
dengan sebanyak mungkin negara dan berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian
dunia melalui kontribusi terhadap Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB; (2) Arab,
yaitu menyelesaikan tantangan yang dihadapi Dunia Arab, antara lain isu
Palestina; dan Afrika, dengan membantu penyelesaian konflik di sejumlah negara
Afrika.
Para pembicara menggarisbawahi antara lain hubungan
Indonesia-Mesir yang sangat erat, utamanya saat bahu membahu membentuk Gerakan
Non Blok yang didasari oleh Konferensi Bandung tahun 1955. Diharapkan ke
depannya, Indonesia dan Mesir dapat mengulang kembali peran transformatif
dimaksud dalam menjembatani dunia yang diwarnai oleh friksi dan perbedaan.
Disampaikan bahwa acara semacam ini penting untuk
selalu mengingatkan kedekatan hubungan kedua negara yang sebenarnya telah
dimulai sejak lama. “Kita mengenal hubungan Indonesia-Mesir dari buku Sejarah.
Saat ini, penting bagi kita mempertahankan bahkan mengembangkan hubungan
bilateral ini ke dalam bentuk kerja sama nyata yang dirasakan rakyat kedua
negara,” kata salah seorang Peserta Webinar dari Mesir.
Selanjutnya, disarankan ke depannya penting untuk
juga mengadakan dialog yang menghadirkan para pelajar Indonesia di Mesir guna
semakin memperkuat people-to-people connection kedua negara.
Webinar/Roundtable Discussion ini diadakan secara
hybrid, yaitu online atau melalui telekonferensi video dan secara offline,
yakni dihadiri langsung oleh para pakar, akademisi, praktisi, pengamat dan
jurnalis Mesir.(marpa)