Dubes Berlian Napitupulu Perkenalkan batik Indonesia
Jakarta.Internationalmedia.id.-Duta Besar RI untuk
Korea Utara, Berlian Napitupulu kembali melakukan aksinya untuk mempromosikan
Indonesia kepada perwakilan asing.
Kali ini promosi Indonesia ditujukan kepada Duta
Besar Kuba untuk Korea Utara, Jesús de los Ángeles Aise Sotolongo dan ibu
bersama staf pada Kamis, 8 Oktober 2020 di Wisma Duta Besar KBRI Pyongyang.
Kegiatan diawali dengan tur singkat ke Galeri Mini
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia di halaman KBRI Pyongyang. Dalam kesempatan
itu, Dubes Berlian menjelaskan profil singkat ekonomi, budaya dan wisata
Indonesia melalui peta besar Indonesia, poster produk unggulan Indonesia,
poster destinasi utama dan benda seni budaya yang terpampang di Galeri mini
KBRI Pyongyang.
”Indonesia adalah negara besar di dunia. Dari segi
penduduk, Indonesia nomor empat di dunia dengan jumlah 273 juta orang. Dari
segi luas wilayah Indonesia adalah nomor 10 dengan luas daratan 1,9 juta km2
dan luas laut wilayah 3,5 juta km2.
Panjang Indonesia dari kota paling barat di Sumatra
sampai kota paling Timur di Papua adalah 5.245 km yang ditempuh sekitar waktu
6-7 jam dengan pesawat terbang non-stop. Jarak itu kurang lebih sama dengan
jarak antara Los Angeles dan New York di Amerika Serikat,” demikian Duta Besar
Berlian Napitupulu memulai penjelasan.
Lebih lanjut Dubes Berlian menjelaskan bahwa
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.500 pulau,
diantaranya lima pulau terbesar, yaitu Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi,
dan termasuk Pulau Jawa yang berukuran sebesar Kuba dengan penduduk paling
besar yaitu 155 juta orang.
Dubes Berlian juga menjelaskan tentang produk ekspor
industri strategis Indonesia yaitu panser dan alat-alat berat buatan PT Pindad,
pesawat CN 235 dan N 219 buatan PT Dirgantara Indonesia serta kapal laut
Landing Patrol and Dock (LPD) buatan PT PAL.
Usai mengunjungi galeri mini KBRI Pyongyang, Dubes
Berlian mengajak Dubes Kuba bersama istri dan diplomatnya ke Wisma Duta Besar RI
untuk jamuan makan malam.
Di dalam kesempatan ini, Berlian menjelaskan dengan
bangga tentang hal ihwal Batik yang merupakan warisan leluhur budaya Indonesia
yang diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
”Sama seperti Guajabera yang merupakan baju khas
Kuba, kami orang Indonesia sangat bangga dengan batik. Batik adalah pakaian
yang dapat dipakai setiap hari atupun untuk acara penting dan resmi.
Ketika Indonesia memimpin Sidang Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun lalu, semua delegasi Indonesia memakai Batik,
bahkan Sekjen PBB António Guterres dan beberapa orang lainnya ikut menggunakan
Batik.
Batik tidak hanya sekadar pakaian atau garmen bagi
bangsa Indonesia, tetapi merupakan suatu tradisi dan budaya. Ada negara lain
mengklaim mereka memiliki batik, tapi apakah kata batik mempunyai makna dalam
bahasa mereka? Saya pikir tidak, karena Batik berasal dari bahasa Jawa di
Indonesia yaitu: ”mba” yang berarti membuat atau bidang kain dan ”tik” yang
artinya titik. Jadi secara etimologis, Batik berarti melukis kain dengan
titik-titik,” demikian ungkap Dubes Berlian.
Atas pertanyaan Dubes Kuba Sotolongo, Dubes Berlian
menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga jenis batik dari segi metode
pembuatannya, yaitu batik cap, batik sablon/printing dan batik tulis.
Batik terindah tentunya adalah batik tulis, karena
batik tulis itu unik dan hanya dibuat satu saja seperti sebuah lukisan
masterpiece yang dibuat dalam beberapa hari atau minggu. Harganya mulai dari
puluhan dollar sampai dengan ribuan dollar AS.
”Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk
mempromosikan Indonesia di luar negeri, termasuk dalam jamuan makan malam.
Walaupun di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19, promosi Indonesia
masih tetap bisa dilakukan dan tentunya dengan mematuhi segala protokol
kesehatan yang berlaku di sini.
Justru di tengah pandemi ini kita harus kreatif
untuk mempromosi ekonomi dan perdagangan, khususnya ekspor produk Indonesia guna mendukung pemulihan ekonomi nasional”,
demikian pungkas Dubes Berlian.(marpa)
Sumber: Pensosbud KBRI Pyongyang