Jakarta.Internationalmedia.id.- Apa yang mempersatukan kita sebagai orang Indonesia?. Pertanyaan ini membuka Webinar bertajuk “What is Indonesia" yang diselenggarakan oleh KBRI Den Haag bekerja sama dengan organisasi diaspora Stichting Hibiscus dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
“Dengan mengingatkan kembali arti penting Sumpah
Pemuda, webinar ini diharapkan dapat membangkitkan semangat persatuan. Terlebih
di masa pandemi Covid-19 seperti ini, dimana kondisi mental dan emosi mudah
terpancing dengan berita yang belum tentu benar", ucap KUAI KBRI Den Haag,
Fikry Casidy dalam pembukaan kegiatan.
Senada dengan Fikry, Dekan FIB UI, Dr. Adrianus
Waworuntu menyampaikan arti penting Sumpah Pemuda sebagai pengingat akan
kebersamaan putra putri bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang
inklusif dan bermartabat.
Lebih lanjut, Duta Besar RI di Addis Ababa,
Ethiopia, Al Busyra Basnur menambahkan bahwa semangat perjuangan para pemuda
Indonesia dari masa ke masa telah memberi kontribusi yang luar biasa besar dan
bermakna. Dengan berbekal semangat Sumpah Pemuda tersebut, tantangan-tantangan
yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia dapat diatasi.
Tentunya semangat tersebut harus diikuti oleh
kesadaran untuk senantiasa menjaga apa yang menjadi warisan leluhur bangsa.
Seni dan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia
mengandung nilai-nilai pemersatu bangsa yang tidak boleh dilupakan apalagi
ditelantarkan, sambung Wakil Dubes RI di Moskow, Azis Nurwahyudi dalam
paparannya.
“Budaya dan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia
justru menjadi pemersatu bangsa di bawah naungan Pancasila", ucap Prof.
Melani Budianta. “Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai dasar negara mampu menyatukan berbagai macam suku, agama
dan budaya. Dan Semangat Sumpah Pemuda menjadikan kita menerima perbedaan
sebagai suatu anugerah dari Sang Pencipta"
lanjutnya.
Selain memaknai arti Sumpah Pemuda, webinar ini juga
membahas tentang perjalanan sejarah hingga akhirnya Sumpah Pemuda
dideklarasikan pada 28 Oktober 1928. Antropolog Frieda Amran membawa peserta
kembali ke 92 tahun lalu untuk mengenang betapa kerasnya perjuangan para
pendahulu bangsa mempersatukan nusantara.
Webinar yang diikuti oleh tidak kurang dari 175
peserta itu ditutup dengan paparan dari pendiri Sekolah Victory Plus Bekasi, Yunita
Ries Sunarti yang menekankan pentingnya pendidikan kebangsaan dan pembinaan
karakter sejak usia dini sebagai fondasi untuk membangun dunia yang damai dan
lebih baik.(lysmar)