Istri Gubernur Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil, meninjau secara langsung lokasi terdampak banjir bandang di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Rabu (14/20/20).
Kab. Garut.Internationalmedia.id.-Istri Gubernur
Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil, meninjau secara langsung salah satu
lokasi terdampak banjir bandang di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten
Garut, Rabu (14/20/20).
Banjir bandang yang menerjang wilayah Garut Selatan
pada Senin, 12 Oktober 2020 pagi itu merusak berbagai infrastruktur seperti
jembatan dan jalan raya serta perumahan dan area pertanian warga.
"Kami ikut prihatin atas terjadinya bencana
alam banjir bandang di Garut Selatan. Kami juga hadir di sini untuk memberikan
bantuan antara lain beras, matras, dan selimut untuk warga Desa Sagara yang
terdampak," ujar Atalia.
Adapun salah satu jembatan yang rusak akibat banjir
bandang adalah jembatan gantung di Kampung Sakambangan yang menghubungkan Desa
Mekarwangi dengan Desa Sagara. Atalia pun berharap agar akses vital penghubung
dua desa tersebut segera diperbaiki.
“Kami tadi melihat ada beberapa kerusakan salah
satunya jembatan yang memutus akses dua desa di sini. Semoga segera ada
bantuan dan perhatian dari pemerintah agar kegiatan masyarakat dapat normal
kembali," kata Atalia.
Selain itu, Atalia juga berharap agar infrastruktur
lain seperti jaringan internet untuk akses pendidikan dan kegiatan belajar
mengajar anak sekolah untuk segera dibenahi.
"Selain jembatan, juga ada infrastruktur
jaringan internet untuk akses pendidikan dan kegiatan belajar yang perlu
dibenahi," ucap Atalia.
"Kami juga memantau dampak bencana ini pada
sektor pendidikan. Ternyata ada beberapa titik yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan pembelajaran jarak jauh karena jaringan dan sebagainya. Untuk itu
perlu ada upaya inovatif agar anak-anak bisa tetap belajar tapi dengan memperhatikan protokol kesehatan,"
tambahnya.
Dalam kunjungan ini, Atalia menyerahkan bantuan
berupa satu ton beras dan secara simbolis berupa air mineral sebanyak 50 dus,
masker kain 500 pcs, hand sanitizer 200 botol, matras 25 pcs, dan selimut 25
pcs.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Sagara Enggan
Burhanudin yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Al Mannar Cibalong mengatakan,
jembatan penghubung antara Desa Sagara dan Desa Mekarwangi yang rusak merupakan
akses warga kedua desa untuk ekonomi dan pendidikan.
“Dengan robohnya jembatan ini, aktivitas lumpuh baik
untuk akses pendidikan maupun akses ekonomi. Makanya saya mohon
pertimbangannya, mudah-mudahan (perbaikan) ini jadi prioritas,” kata Enggan.
Enggan menambahkan, banyak warga dari Desa
Mekarwangi yang menggunakan jembatan tersebut untuk menuju Puskesmas dan
lembaga pendidikan yang ada di Desa Sagara dan Pameungpeuk.
“Di sini (Desa Sagara) ada lembaga pendidikan
madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan juga pondok pesantren,” kata Enggan.
“Kurang lebih di pondok pesantren ada 125 (santri)
yang mukimin, murid tsanawiyah ada 117 siswa, madrasah ibtidaiyah ada 97
siswa," ujarnya.
Saat ini, Enggan menjelaskan bahwa kegiatan belajar
para santri diliburkan sementara dan kegiatan belajar madrasah secara daring
dihentikan karena kendala jaringan internet.(mar)