Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjadi narasumber web seminar "70 Tahun Pendidikan Arsitektur Indonesia: Arsitektur Untuk Kebaikan Bersama" melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (20/10/20). (Foto: Yogi P/Humas Jabar)
Bandung.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga arsitek asal Bandung mengatakan, arsitek harus memiliki peran aktif dalam memberikan ide dan gagasan secara ilmiah kepada pemerintah.
Ide atau gagasan itu, lanjut Kang Emil --sapaan
Ridwan Kamil, bisa membantu pemerintah dalam membangun Jabar lewat berbagai
proyek strategis. Asalkan, usulan yang disampaikan logis dan memberikan solusi
nyata.
“Pendidikan arsitektur membekali saya satu hal,
(yakni) dengan pendidikan arsitektur kita bisa memberikan solusi jika ada
sebuah problem statement dengan hasil kerja yang paling realistis,” kata Gubernur
dalam web seminar "70 Tahun Pendidikan Arsitektur Indonesia: Arsitektur
Untuk Kebaikan Bersama" melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota
Bandung, Selasa (20/10/20).
Kang Emil pun memaparkan proses kerja dalam lingkup
pemerintahan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu top-down dan bottom-up.
Untuk proses kerja top down, ia berujar bahwa sebuah proyek lahir sesuai karakter
pemimpin.
“Apabila pemimpinnya berpikir secara sosial ekonomi,
(maka) seperti apa yang sedang saya kerjakan, yaitu merevitalisasi alun-alun di
setiap kabupaten/kota di Jabar,” ujar Kang Emil.
Terkait proses kerja bottom-up, ia mengatakan dalam
proses inilah para arsitek bisa ikut terlibat dalam sebuah proses pengerjaan
proyek pembangunan dengan duduk bersama memikirkan ide dan gagasan.
“Karena sebenernya mengenai dunia arsitektur, tidak
semua pemerintah itu tahu apa yang harus dikerjakan. Di sinilah peran para
arsitek dinantikan untuk memberikan ide-ide dan gagasan yang segar untuk
diadopsi oleh pemerintah,” kata Kang Emil.
“Mudah-mudahan sketsa dari saya tersebut bisa
dipahami oleh para arsitek di Indonesia. Jangan sampai jadi arsitek yang pasif,
karena saya sebagai pemimpin itu sangat membutuhkan masukan untuk menciptakan
suatu inovasi pembangunan di berbagai bidang," tambahnya.
Selain itu, dalam web seminar tersebut, Kang Emil
meminta para arsitek untuk melahirkan ruang arsitektur tidak hanya berupa ruang
formal, tapi juga ruang nonformal untuk menghadirkan sebuah ruang publik yang
meningkatkan kebahagiaan masyarakat.
“Karena buat apa hidup kalau tidak melahirkan sebuah
kebaikan dalam sebuah perubahan yang membawa positif bagi lingkungan sekitar,” katanya
mengakhiri.(Ter)