Alain Cocq (52) menyiarkan hari-hari terakhirnya lewat livestreaming Facebook sebelum diperkirakan akan meninggal dunia 4 sampai 5 hari ke depan. (foto: AFP) |
Jakarta.Internationalmedia,id.- Seorang pria jomblo, warga Prancis yang menderita penyakit
dengan vonis tidak dapat disembuhkan, bertekad menayangkan langsung detik-detik
kematiannya di media sosial.
Ia melakukannya setelah Presiden Emmanuel Macron
menolak permintaan suntik mati atau eutanasia yang dilayangkannya. Warga
bernama Alain Cocq ini pun menyatakan menolak semua perawatan termasuk makan
dan minum.
Dikutip dari DailyMail, Minggu (6 September 2020), Alain
dinyatakan dokter mengalami kondisi langka di mana dinding arterinya saling
menempel.
Laporan media setempat, Alain mengaku hanya memiliki
waktu kurang dari satu minggu untuk bertahan hidup. Tak terima permohonannnya
untuk “mati secara privat” ditolak, ia pun bakal menyiarkan kematiannya via
Facebook mulai akhir pekan ini.
Alain melayangkan permohonan langsung pada
Macron untuk diizinkan mendapat suntikan
mati yang manurutnya cara meninggalkan dunia dengan damai. Tapi sang presiden
menegaskan eutanasia tidak dapat diizinkan berdasarkan hukum Prancis.
"Karena saya tidak kebal hukum, saya tidak
dapat memenuhi permintaan Anda untuk melanggarnya," demikian balasan kata
Macron dalam surat resminya kepada Alain yang kini berusia 59 tahun.
Surat resmi Macron membuat Alain sakit hati hingga
akhirnya ia memutuskan untuk menjadikan kematiannya sebagai “even publik”
dengan menyiarkannya secara langsung via Facebook Live.
Dia berharap perjuangannya untuk eutanasi akan
diingat dalam jangka panjang sebagai langkah maju dalam mengubah hukum.
Alain mulai menghentikan semua aktivitas
makan, minum dan pengobatan sejak akhir pekan ini.
Macron sendiri dalam suratnya menyampaikan dukungan
pribadi dan respek mendalam atas posisi Alain. Sementara itu pejabat Elysee
kepada AFP mengatakan Macron mengapresiasi komitmen Alain terkait hak-hak
penyandang cacat.
Hingga saat ini eutanasia masih menjadi perdebatan
di Prancis. Polarisasi salah satunya terjadi pada kasus Vincent Lambert yang
dibiarkan dalam keadaan vegetatif setelah kecelakaan lalu lintas pada 2008.
Vincent meninggal pada Juli tahun lalu setelah
dokter mencabut alat bantu hidup, menyusul perjuangan hukum yang panjang. Kasus
ini membelah opini warga Prancis bahkan pihak keluarga Vincent.(*)