Presiden Joko Widodo Pimpin Ratas |
Bandung.Internationalmedia.id.- Gubernur Jawa Barat
(Jabar) yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar
Ridwan Kamil mengikuti rapat terbatas (ratas) terkait penanganan pandemi
COVID-19 dan pemulihan ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia (RI) Joko
Widodo lewat video conference dari The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa
(1/9/20).
Ratas yang diikuti para gubernur se-Indonesia ini
bertujuan menyamakan frekuensi gerak mulai dari pemerintah pusat,
kementerian/lembaga, pemerintah daerah (pemda) provinsi, pemda kabupaten/kota,
hingga pemerintahan desa agar tercapai langkah cepat dan efektif dalam
penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di Tanah Air.
Terkait pandemi global COVID-19, Presiden meminta
gubernur untuk memperhatikan angka pergerakan kasus terkonfirmasi positif
COVID-19 di daerahnya, terutama di tengah kondisi peningkatan kasus positif di
sejumlah negara di dunia.
Ridwan Kamil ikuti Ratas |
Namun, menurut Presiden, penyebaran kasus di Indonesia masih relatif terkendali dibandingkan negara-negara Asia lainnya dan Eropa. Salah satunya merujuk angka kesembuhan di Indonesia yang lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Presiden menjelaskan, hingga Agustus 2020, tingkat
kesembuhan berada di angka 72,1 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan
tingkat kesembuhan pada April 2020 yang hanya 15 persen.
“Jadi, ada pergerakan yang lebih baik. Lebih tinggi
dibandingkan rata-rata (kesembuhan) dunia yang 69 persen,” kata Presiden.
“Ini yang harus kita jaga, bahwa pengendalian
manajemen untuk COVID-19 ini betul-betul masih pada posisi terkendali,”
tambahnya.
Meski begitu, Presiden menegaskan bahwa Indonesia
masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan fatality rate (tingkat kematian)
yang masih lebih tinggi dibandingkan angka global.
Terkait vaksinasi, Presiden menuturkan bahwa
pihaknya telah mendapatkan komitmen 20 sampai 30 juta vaksin di akhir tahun
2020 dalam bentuk barang jadi dan mendapatkan sekitar 290 juta vaksin hingga
akhir 2021.
Selain itu, Indonesia juga tengah berupaya
mengembangkan vaksin sendiri yang diberi nama vaksin "Merah-Putih".
Pembuatan vaksin tersebut melibatkan konsorsium seperti lembaga biologi,
perguruan tinggi, dan lembaga penelitian.
Para Gubernur peserta Ratas |
“Saya minta kepada para gubernur untuk pengendalian COVID-19 ini betul-betul menjadi fokus dan konsentrasi kita. Karena memang kita perlu memperkuat pertahanan kita agar sampai pada seluruh rakyat Indonesia untuk divaksin,” kata Presiden.
“Saat ini, vaksin Merah-Putih dalam tahap pembuatan
benih vaksin dan prosesnya sudah sekitar 30 sampai 40 persen. Dan direncanakan
akan diuji klinis pada awal tahun depan, bahkan siap produksi dipertengahan
2021,” ujarnya.
Sementara dalam pembahasan soal program pemulihan
ekonomi, Presiden meminta agar pemda segera melakukan belanja barang dan modal
sehingga bisa meningkatkan konsumsi pemerintah.
Adapun pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan
ekonomi nasional masih tumbuh 2,97 persen, namun di kuartal dua mengalami
kontraksi 5,32 persen.
“Untuk kuartal ke tiga (hingga) September, kalau
kita masih berada masih posisi minus, artinya masuk resesi.
Karena itu saya minta percepat belanja APBD provinsi
dan perintahkan bupati/walikota agar APBD kabupaten/kota, terutama yang
berkaitan dengan belanja barang, belanja modal, belanja bansos, betul-betul
disegerakan, sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan bisa memulihkan
ekonomi di daerah,” tegas Presiden.(Rel/Lys)