Bunda Literasi Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil |
Bandung.Internationalmedia.id.-Bunda Literasi Jabar,
Atalia Praratya Ridwan Kamil menyambut baik Modul Kolaborasi Kurikulum Darurat di
Era AKB ini yang diluncurkan SMKN 9 Bandung Senin.
Menurut Atalia, modul tersebut akan mempermudah
siswa maupun orang tua dalam pelaksanakan pembelajaran di masa pandemi.
“Selama ini semuanya masih dalam batas daring (dalam
jaringan/online) saja, tapi di SMKN 9 Bandung ini dua-duanya bisa dikolaborasikan,”
ucap Atalia.
Atalia pun berujar, modul ini bisa mendukung
kegiatan belajar mengajar khusunya bagi siswa SMK yang lebih banyak melakukan
praktik.
“Agak sulit bagi sekolah yang mengharuskan banyak
praktik secara langsung, tapi mereka harus (pembelajaran) daring. Jadi
integrasi program seperti ini saya kira adalah yang paling tepat,” kata Atalia.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 9 Bandung
meluncurkan "Modul Kolaborasi Kurikulum Darurat di Era Adaptasi Kebiasaan
Baru (AKB)" dan menjadi proyek rintisan atau pilot project nasional
kurikulum darurat dalam penyesuaian pembelajaran di masa pandemi COVID-19.
Adapun merujuk Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus, terdapat tiga opsi bagi
satuan pendidikan untuk menyesuaikan pembelajaran di masa pandemi.
Selain kurikulum darurat, dua lainnya adalah
kurikulum mengacu Kurikulum Nasional dan penyederhanaan kurikulum secara
mandiri.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa
Barat (Jabar) Dedi Supandi, Modul Kolaborasi Kurikulum Darurat di Era AKB yang
menjadi proyek rintisan kurikulum darurat akan diterapkan di SMK se-Indonesia.
Kepala SMKN 9 Anne Sukmawati menjelaskan, Modul
Kolaborasi Kurikulum Darurat di Era AKB menggabungkan beberapa mata pelajaran.
Melalui modul tersebut, siswa pun diharapkan bisa
menghasilkan keluaran atau output yang bernilai jual sesuai dengan jurusan dan
kompetensi bidang yang diambilnya di sekolah.
“Ini kurikulum darurat pandemi COVID-19. Dalam satu
modul ini bisa sampai lebih dari sepuluh mata pelajaran yang terintegrasi dan
menghasilkan satu produk. Tentunya produk yang bernilai jual sesuai dengan
kompetensi keahliannya,” kata Anne.
Anne pun berharap, melalui modul kurikulum darurat
ini para siswa bisa berkreasi menghasilkan inovasi produk yang sesuai dengan
bidang yang dipelajarinya.
“Nanti ketika mereka kesulitan (dalam pembelajaran
sesuai modul kurikulum darurat), nanti ada tatap muka tetapi tidak klasikal,
hanya lima orang,” tambahnya.
Beberapa modul kolaborasi kurikulum darurat untuk
SMK yang dihasilkan SMKN 9 Bandung antara lain Modul Kolaborasi Mata Pelajaran
Kelas X Perhotelan, Modul Kolaborasi Kelas XI Perhotelan, Modul Pembelajaran
PPKN X, Modul Pembelajaran Usaha Perjalanan Wisata XI, Modul Pembelajaran
Perhotelan X, hingga Modul Pembelajaran Tata Kecantikan Kulit dan Rambut X.(Lys)