Daddy Rohanady |
Bandung.Internationalmedia.id.- Untuk memulihkan
kembali aktivitas ekonomi dan pariwisata, Kementerian Perhubungan akan
melakukan penataan kembali rute penerbangan di Bandara Internasional Husein
Sastranegara Bandung dan Bandar Udara Nasional Kertajati Majalengka.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Jawa
Barat, Daddy Rohanady menyatakan, bila Bandara Husein Sastranegara diaktifkan
seperti semula untuk sementara ini bolehlah.
Ke depan saya harap semua terpusat di Bandara Kertajati.
Husen Sastranegara dikembalikan ke fungsi semula jadi pangkalan udara. Untuk
itu, pembangunan Tol Cisumdawu harus dipercepat, kata politisi Gerindra ini.
Namun demikian, sepanjang tak ada
godwill Kemenhub, Kertajati akan mati,katanya kepada Internationalmedia.id,
Sabtu, 15 Agustus 2020.
Dikatakan, Bandara Kertajati
memudahkan orang ke berbagai tempat wisata di Jabar Timur apalagi kalau Tol
Cisumdawu selesai bisa mengakses ketempat-tempat wisata.
Wisatawan bisa keliling Cirebon, di sana ada Istana
Kasepuhan, Kanoman dan yang lainnya. Di Sumedang ada makam Cut Nyak Dien. Ada
juga makam Sunan Gunungjati di Kab Cirebon
Kota/kab Cirebon, Indramayu, Kuningan, Sumedang, Majalengka,
bahkan ke Brebes sudah dekat tambah mantan wartawan, pria kelahiran Kuningan 31
Agustus 1962 ini.
Bandara Kertajati |
Menurut Presiden, Joko Widodo menyebutkan, jumlah
airline hub di Indonesia terlalu banyak dan tidak merata. Saat ini, terdapat 30
bandara internasional yang dipertanyakan urgensinya.
Adapun, sebanyak 90 persen
lalu lintas terpusat di 4 bandara, antara lain Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah
Rai Bali, Juanda Surabaya, dan Kualanamu Medan.
Ke depannya, ada 8 bandar udara berpotensi menjadi
international hub sesuai dengan pembagian fungsi, kondisi geografis, dan
karakteristik wilayah, yaitu Jakarta, Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, dan
Kualanamu Medan, Sam Ratulangi, Yogyakarta, Balikpapan, dan Hassanudin.
Kertajati
tidak disebut ?
Menurut saya, “Jabar layak memiliki salah satu.
Lihat jumlah jamaah haji dan umrah saja. Mayoritas dari Jabar. Masa Pusat tidak
ikhlas dengan kondisi itu.
Itu artinya kontribusi Jabar cukup besar. Belum lagi kalau kita bicara jumlah Pekerja migran Indonesia (PMI) di berbagai negara. Jadi, saya rasa sangat layak kalau Jabar punya bandara internasional dengan rute ke berbagai belahan dunia,katanya.(Lys)