Gunung Sinabung |
Tanah Karo.Internationalmedia.id.- Batuk Gunung Sinabung mulai Sabtu (8/8) dan Senin
(10/8) sudah terasa di Kota Medan dan Tebing Tinggi. Cuaca terasa lebih panas
dan debunya mulai menyelimuti kedua kota tersebut.
Selain itu di Tanah Karo sendiri, sekitar 1.500
hektare lahan pertanian mengalami kerusakan karena terkena papar debu vulkanik.
Data dari Dinas Pertanian Karo tertanggal 8 Agustus
2020, menyebutkan, kerusakan pertanian terdampak Gunung Sinabung erupsi sekitar
1.500 hektare dengan kerugian materi sektor pertanian sekitar Rp 41.880.542.500.
Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH kepada wartawan di Kabanjahe, Selasa (11/8)
menyatakan, yang terkena terpaan areal pertanian karena debu vulkanik Sinabung
masing-masing di Kecamatan Merdeka, Dolat Rakyat, Berastagi dan Namanteran.
Ia menambahkan pihaknya berupaya mempercepat
penanganan dan pemulihan sektor pertanian di antaranya penyerahan blower kepada
petani melalui kepala desa yang terkena dampak terpapar erupsi Sinabung.
“Dan direncanakan pengalokasian bantuan bibit
tanaman, pestisida, pupuk, blower, dan sebagainya terhadap petani terdampak.
Tentu kita mengajukan alokasi kerugian materi dan hal-hal apa yang bisa dibantu
Pemerintah Pusat,” ungkapnya.
Kadis Pertanian Karo Ir Metehsa Purba dan Kepala Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Provsu Ir H Dahler Lubis sedang memperhatikan tanaman ketang yang terpapar material debu vulkanik, |
Kadis Pertanian Karo, Ir Metesha Purba kepada
wartawan di perladangan Sukatepu Kecamatan Naman Teran, Selasa (11/8). Kerugian
berdasarkan penyebaran material debu vulkanik dan merusak tanaman pertanian
seluas 1.483 hektar di wilayah Kecamatan Naman Teran, Merdeka, Berastagi dan
Dolatrakyat sekitar Rp 41,8 miliar.
Menurutnya, hasil pendataan petugas pertanian di
lapangan, ada 23 komoditi pertanian yang mengalami kerusakan level ringan,
sedang dan berat.
Dinas Pertanian Karo merekomendasikan penggunaan
blower untuk menyingkirkan debu yang melekat pada daun dan batang tanaman.
Selanjutnya dilakukan penyiraman dengan air bersih
dan penyemprotan fungisida dan zat daun agar tunas muda muncul kembali agar
tidak terhalang proses fotosintesis.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut
Ir H Dahler Lubis MMA kepada wartawan menyebutkan, sebagai tahap awal bantuan
yang disalurkan dari Provinsi Sumut adalah blower dan fungisida. Secepatnya
akan dikirim ke Karo.
“Kita akan menginventarisir kebutuhan petani pasca
erupsi, terutama yang paling mendesak. Dinas Pertanian Provinsi sudah
programkan di musim Covid-19 ada tanaman jagung, tetapi tanaman jagung tak kena
di sini, tomat dan cabai juga ada.
Tetapi yang jelas, dalam meringankan beban petani
Karo, kita akan ada di sana. Tetapi yang tertutama kita berharap turun hujan
untuk membersihkan tanaman petani,” jelasnya.
Kepala BPBD Provinsi H. Riadil Akhir Lubis Msi
menyebutkan, peristiwa ini kategori bencana alam, maka yang terutama adalah
penyelamatan manusia. Petani Karo dalam hal ini harus mengikuti protokol
kesehatan berupa penggunaan masker dan perlindungan mata, supaya terbebas dari
penyakit Ispa.
Seorang petani dari Desa Sukatepu menyebutkan
pengalamannya bertanam kentang sejak 2010, 2013 hingga 2020. Katanya, tanaman
kentang yang terdampak paparan material debu vulkanik masih bisa diselamatkan dengan
perlakuan khusus.(Ung)