Notification

×

Iklan

Iklan

Batuk Gunung Sinabung Mulai Terasa di Medan dan Tebing Tinggi

Rabu, 12 Agustus 2020 | 14:16 WIB Last Updated 2020-08-12T07:23:38Z
Gunung Sinabung

Tanah Karo.Internationalmedia.id.-  Batuk  Gunung Sinabung mulai Sabtu (8/8) dan Senin (10/8) sudah terasa di Kota Medan dan Tebing Tinggi. Cuaca terasa lebih panas dan debunya mulai menyelimuti kedua kota tersebut.

Selain itu di Tanah Karo sendiri, sekitar 1.500 hektare lahan pertanian mengalami kerusakan karena terkena papar debu vulkanik.

Data dari Dinas Pertanian Karo tertanggal 8 Agustus 2020, menyebutkan, kerusakan pertanian terdampak Gunung Sinabung erupsi sekitar 1.500 hektare dengan kerugian materi sektor pertanian sekitar Rp 41.880.542.500.

Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH kepada  wartawan di Kabanjahe, Selasa (11/8) menyatakan, yang terkena terpaan areal pertanian karena debu vulkanik Sinabung masing-masing di Kecamatan Merdeka, Dolat Rakyat, Berastagi dan Namanteran.

Ia menambahkan pihaknya berupaya mempercepat penanganan dan pemulihan sektor pertanian di antaranya penyerahan blower kepada petani melalui kepala desa yang terkena dampak terpapar erupsi Sinabung.

“Dan direncanakan pengalokasian bantuan bibit tanaman, pestisida, pupuk, blower, dan sebagainya terhadap petani terdampak. Tentu kita mengajukan alokasi kerugian materi dan hal-hal apa yang bisa dibantu Pemerintah Pusat,” ungkapnya.

Kadis Pertanian Karo Ir Metehsa Purba dan Kepala Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Provsu Ir H Dahler Lubis sedang memperhatikan tanaman ketang yang terpapar material debu vulkanik,

Kadis Pertanian Karo, Ir Metesha Purba kepada wartawan di perladangan Sukatepu Kecamatan Naman Teran, Selasa (11/8). Kerugian berdasarkan penyebaran material debu vulkanik dan merusak tanaman pertanian seluas 1.483 hektar di wilayah Kecamatan Naman Teran, Merdeka, Berastagi dan Dolatrakyat sekitar Rp 41,8 miliar.

Menurutnya, hasil pendataan petugas pertanian di lapangan, ada 23 komoditi pertanian yang mengalami kerusakan level ringan, sedang dan berat.

Dinas Pertanian Karo merekomendasikan penggunaan blower untuk menyingkirkan debu yang melekat pada daun dan batang tanaman.

Selanjutnya dilakukan penyiraman dengan air bersih dan penyemprotan fungisida dan zat daun agar tunas muda muncul kembali agar tidak terhalang proses fotosintesis.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Ir H Dahler Lubis MMA kepada wartawan menyebutkan, sebagai tahap awal bantuan yang disalurkan dari Provinsi Sumut adalah blower dan fungisida. Secepatnya akan dikirim ke Karo.

“Kita akan menginventarisir kebutuhan petani pasca erupsi, terutama yang paling mendesak. Dinas Pertanian Provinsi sudah programkan di musim Covid-19 ada tanaman jagung, tetapi tanaman jagung tak kena di sini, tomat dan cabai juga ada.

Tetapi yang jelas, dalam meringankan beban petani Karo, kita akan ada di sana. Tetapi yang tertutama kita berharap turun hujan untuk membersihkan tanaman petani,” jelasnya.

Kepala BPBD Provinsi H. Riadil Akhir Lubis Msi menyebutkan, peristiwa ini kategori bencana alam, maka yang terutama adalah penyelamatan manusia. Petani Karo dalam hal ini harus mengikuti protokol kesehatan berupa penggunaan masker dan perlindungan mata, supaya terbebas dari penyakit Ispa.

Seorang petani dari Desa Sukatepu menyebutkan pengalamannya bertanam kentang sejak 2010, 2013 hingga 2020. Katanya, tanaman kentang yang terdampak paparan material debu vulkanik masih bisa diselamatkan dengan perlakuan khusus.(Ung)

×
Berita Terbaru Update