Kadisdik Jabar |
Bandung.Internationalmedia,id.-Kepala
Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi menegaskan, SMKN 9 Bandung
telah menjadi sekolah model untuk peluncuran kolaborasi kurikulum darurat di
Indonesia.
Pihak kementerian yang diwakili direktur jenderal
bidang vokasi pun rencananya akan meninjau langsung.
Dikatakan, Kadisdik pun sepakat, adanya kurikulum
tersebut akan meringankan beban tugas siswa. Sebab, kurikulum ini akan lebih
mengedepankan pendidikan karakter. "Sehingga, ke depan, keseharian siswa
di rumah jadi laporan sederhana tentang kebiasaan-kebiasaan mereka di rumah.
Selain modul kurikulum darurat, SMKN 9 Bandung pun
meluncurkan lima program lainnya. Yakni, peluncuran monitoring kesiapan AKB,
aplikasi PKL, sekolah pencetak kewirausahaan, produk teaching factory, dan
peluncuran kembali restoran Edotel.
Peluncuran Modul |
Selain Bunda Literasi dan Kadisdik Jabar, acara ini
juga dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
(PMSK) Disdik Jabar, Deden Saeful Hidayat, Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah VII, Endang Susilastuti.
Kegiatan pun dilakukan dengan menerapkan protokol
kesehatan pencegahan dan penyebaran Covid-19 secara ketat
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 9 Bandung
meluncurkan "Modul Kolaborasi Kurikulum Darurat di Era Adaptasi Kebiasaan
Baru" di Aula SMKN 9 Bandung, Jln. Soekarno-Hatta No. 10, Kota Bandung,
Senin (31/8/2020).
Peluncuran tersebut menjadikan SMKN 9 Bandung
sebagai sekolah piloting penerapan kurikulum darurat di Indonesia.
Kepala SMKN 9 Bandung, Anne Sukmawati menjelaskan,
salah satu poin penting dalam modul tersebut adalah diterapkannya integrasi
antarmata pelajaran. Sehingga, siswa lebih produktif dan tidak terbebani tugas
di setiap mata pelajaran. "Jadi, nanti orang tua di rumah tidak akan
mengeluh tentang tugas siswa karena kurikulum ini berbasis produksi,"
jelasnya.
Anne menambahkan, setiap kompetensi keahlian siswa
nantinya akan menghasilkan produk. Misalnya, kompetensi keahlian tata busana.
Dalam waktu beberapa pertemuan, tugas yang diberikan kepada siswa adalah
membuat suatu produk, bukan terpaku pada tugas akademis saja,katanya.(Lys).