Dailymail |
Jakarta.Internationalmedia.id.-Ratu memanggil
Pangeran Harry dan memperingatkannya setelah sang cucu melontarkan kata-kata kasar
pada sekretaris pribadinya karena menolak melanggar protokol.
Demikian diungkap Mail On Sunday, Minggu (2 Agustus
2020) menyusul rilis biografi The Sussexes, Finding Freedom.
Dikutip dari DailyMail, peringatan disampaikan
langsung Ratu setelah Harry menumpahkan kemarahan pada stylist yang juga
sekretaris pribadi Ratu Angela Kelly. Ini rupanya memicu kemarahan dari pihak
Ratu.
Kemarahan Harry dipicu Kelly yang menolak memenuhi
permintaan Meghan untuk segera menemuinya di Buckingham Palace. Kelly yang tak
berada di London dihubungi karena Meghan ingin mencoba tiara yang akan
digunakan di hari pernikahan.
Sebelumnya Meghan sengaja menerbangkan penata
riasnya dari Paris, Prancis untuk mencoba tata rambut dan tiara pilihannya.
Penjelasan Kelly bahwa ada protokol khusus untuk mengakses koleksi perhiasan
Ratu tak bisa diterima Harry yang kemudian menghardik Kelly.
Harry juga menghubungi sejumlah staf istana untuk
menekan Kelly agar kembali ke London dan membuka lemari khusus di mana perhiasan
Ratu tersimpan. Kelly yang dijuluki "AK-47" karena ketegasannya yang
tak kenal kompromi tanpa diduga melaporkan insiden tadi pada Ratu.
Memahami situasi, Ratu pun memanggil Harry yang
dianggap melewati batas dengan menggunakan kata-kata kasar. "Harry
diingatkan tentang posisinya. Saat itu dia sangat kasar," ujar sumber
istana.
Sebelum rilis Finding Freedom yang ditulis jurnalis
dengan reputasi dekat dengan The Sussex, Omid Scobie dan Carolyn Durant, media
Inggris sudah diramaikan soal 'skandal-tiara' Meghan Markle.
Namun berbeda dari yang selama ini diketahui,
Finding Freedom menyebut insiden tidak dipicu tiara mana yang akan dikenakan
Meghan, melainkan akses yang tak diberikan pada mantan aktris Amerika itu saat
membutuhkannya untuk geladi resik.
Bagi The Sussex, penolakan Kelly dianggap sebagai
bukti perlakuan buruk yang diterima Meghan sejak bergabung dengan keluarga
kerajaan. Harry mengklaim sejumlah staf senior jelas tidak menyukai Meghan dan
tak henti memberinya persoalan.
Meski demikian, menanggapi klaim Finding Freedom
tersebut, sumber istana menyebut tak ada siapa pun yang mengingat insiden tiara
versi biografi yang kabarnya ditulis atas restu The Sussex tersebut. Jika
benar, Meghan menjadikan Kelly sebagai antagonis dalam peristiwa tersebut.
Bagi Harry insiden tiara menjadi simbol penolakan
staf senior terhadap The Sussex. Harry bahkan menyebut mereka "ular
berbisa". Kelly yang menolak mendelegasikan wewenang apalagi melonggarkan
protokol terkait akses pada tiara untuk Meghan bagi Harry tak bisa diterima.
"Meghan sengaja mendatangkan penata rambut
Serge Normant dari Paris untuk mencoba tiara Queen Mary Bandeau. Tapi Angela
yang memiliki akses pada koleksi perhiasan Ratu memberitahu tak bisa pulang ke
London dan Harry marah besar," ujar kalangan dekat Meghan.
Sumber lain menyebut, penolakan Kelly bagi Harry
merupakan "aksi penjegalan." Namun ini dibantah pihak istana.
"Meghan menuntut akses untuk koleksi tiara
tanpa janji terlebih dulu dengan Angela. Dia hanya mengatakan, 'Kami berada di
Buckingham Palace dan memerlukan tiara. Can we have it now please'. Dan Angela
menjawab, maaf tidak bisa, protokolnya tak seperti itu."
Selama ini istana memberlakukan protokol ketat untuk
akses pada koleksi perhiasan Ratu. "Jadi hanya karena penata rambutmu ada
di London lalu bisa dengan mudah memintanya."
Klaim ini berbeda dari pemberitaan sebelumnya yang
menyebut "keributan" soal tiara dipicu keinginan Meghan yang
menginginkan tiara Vladimir yang bertatahkan zamrud hijau.
"Harry tak menyembunyikan kemarahannya pada
Angela. Dia berusaha menghubungi staf lain agar Meghan bisa menggunakan tiara
hari itu. Dia merasa Angela sengaja melakukannya tapi itu tidak benar. Angela
hanya menjalankan protokol."
Entah versi mana yang benar, yang jelas tak ada yang
meragukan integritas Angela Kelly. Perempuan asal Liverpool yang dijuluki Ratu,
"AK-47" itu merupakan staf senior yang paling dipercaya. Angela
bertanggung jawab atas akses tiara, jubah hingga koleksi berharga lainnya.(*)