Bandung.Internationalmedia.id.- Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung Barat,
Iing Solihin menyatakan sebanyak 120 orang korban Pemutusan Hubungan Kerja(PHK)
pada masa pandemi Covid-19 akan menggarap lahan seluas 10 hektar milik Pemkab
Bandung Barat di Cinangsi, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah.
Dalam keterangannya di Ngamprah, Minggu(9/6/2020)
Iing Solihin menjelaskan, mereka adalah korban PHK yang mengikuti program padat
karya pertanian mendapat pelatihan selama 20 hari di Balai Latihan Kerja (BLK)
Cikole.
Setelah memiliki keahlian di bidang pertanian
barulah praktik langsung lapangan.
Jika dibagi rata, masing-masing akan kebagian lahan
garapan sekitar 833 meter persegi lebih. Jenis tanamannya holtikuktura, salah
satunya kacang kacang edamame sejenis kacang kedelai dari Jepang.
"Mereka harus mengikuti pelatihan dulu karena
kebanyakan belum memiliki keahlian di bidang pertanian. Paling tidak menguasai ilmu dasar
pertanian," ujarnya.
Menurutnya, melalui program padat karya pertanian,
korban PHK tidak dikenakan sewa lahan, tidak perlu membeli bibit,
obat-obatan pertanian, pupuk sampai pestisida. Semua sudah disiapkan oleh pemerintah.
"Yang
diperlukan tinggal kemauan keras saja. Apalagi hasil panennya sudah ada buyer
yang siap menampung,, sehingga tidak perlu memikirkan mau dijual kemana,"
tandasnya.
Program padat karya pertanian di Kabupaten Bandung
Barat ini dijadikan pilot project nasional. Program ini menekankan pentingnya
ketahanan pangan bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
Lebih jauh Iing menjelaskan, program padat karya pertanian akan berlanjut
tidak hanya sebatas pada masa pandemi Covid-19. Lahan yang akan.digunakan bukan
hanya aset pemerintah tapi juga milik masyarakat.
"Nanti akan memanfaatkan lahan tidur milik
masyarakat. Tentunya nanti dibangun kerja sama dengan para pemilik
lahannya," kata Iing.
Dikatakan, padat karya pertanian merupakan bagian
dari program Skill Develpoment Center (SDC). Kabupaten Bandung Barat juga
menjadi pilot project program tersebut
Mencakup bidang industri, wirausaha baru, pemagangan
dalam dan luar negeri, penyaluran migran (TKI).
Bentuk program SDC salah satunya berupa pelatihan
wirausaha baru terintegrasi dengan buyer. Pelatihannya mencakup bidang
pertanian, perikanan, peternakan, mekanisasi pertanian, processing.
Mekanisme pelatihannya dengan sistem boarding, non
boarding, dan mobile training.
Jadi program padat karya pertanian tersebut
sebenarnya bagi Bandung Barat bukan sesuatu yang baru karena sudah berjalan
dengan program SDC," tuturnya.(*)