ilustrasi pemotongan daging kurban |
Bandung.Internationalmedia.id.-Wakil
Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta
agar dalam pendistribusian daging kurban tidak memakai plastik hitam dan
digantikan dengan media lainnya yang jauh lebih aman dan sehat seperti
besek.
Selain itu, hal
lainnya yang harus diperhatikan adalah pendistribusian daging yang seminimal
mungkin melibatkan banyak orang.
"Apakah
dengan diantar? Kalau pun masih terlalu repot dan harus tetap ada kerumunan
agar secara ketat protokol kesehatan dilakukan," katanya.
Untuk itu,
kiranya perlu kerja sama dan kolaborasi banyak pihak, terutama dari sisi
pengawasan.
Sangat
dimungkinkan untuk melibatkan aparat dalam hal ini TNI/ Polri atau tim Gugus
Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 masing-masing daerah, tambahnya.
Menurut Kang Uu, kesadaran umat untuk
berkurban menghadirkan perputaran ekonomi di banyak sektor seperti peternakan,
pertanian, transportasi, jasa jagal/pemotongan hewan, jasa distribusi, serta
beberapa sektor terkait lainnya.
Dengan kata
lain, Idul Adha menjadi momentum meningkatkan kesejahteraan para pelaku bisnis
terkait, sekaligus pemenuhan asupan gizi protein hewani bagi masyarakat yang
membutuhkan.
Menurut Kang
Uu, kesadaran umat untuk berkurban menghadirkan perputaran ekonomi di banyak
sektor seperti peternakan, pertanian, transportasi, jasa jagal/pemotongan
hewan, jasa distribusi, serta beberapa sektor terkait lainnya.
Dengan kata
lain, Idul Adha menjadi momentum meningkatkan kesejahteraan para pelaku bisnis
terkait, sekaligus pemenuhan asupan gizi protein hewani bagi masyarakat yang
membutuhkan.
Tahun ini,
Uu berharap kebahagiaan tetap dirasakan masyarakat meskipun COVID-19 masih
belum usai. "Hikmah berkurban dari sisi sosial di antaranya adalah dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, juga mampu mengurangi ketimpangan ekonomi
dan mengurangi kesenjangan sosial," kata Uu di Bandung, Rabu (22/7/20).
Untuk itu,
Wagub meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan Idul Adha yang telaj
ditetapkan baik oleh Kementerian Agama maupun Pemda Provinsi Jawa Barat.
Terkait
pelaksanaan salat id, berdasarkan kepgub Jabar, diperkenankan dilakukan di
masjid, lapangan, atau ruangan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Di
antara yang pokok yakni jemaah wajib memakai masker dan membawa alat salat
sendiri, serta suhu tubuh di bawah 37,5 derajat.
Kemudian
panitia salat id, juga wajib membersihkan tempat salat pakai disinfektan,
memberlakukan saf berjarak minimal 1 meter, mengecek suhu tubuh jemaah pakai
thermo gun, menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer berbasis
alkohol, tidak menjalankan kencleng amal, serta membatasi jumlah pintu keluar
masuk guna memudahkan pemeriksaan.
Pun imam dan
khatib dipersilakan mempersingkat bacaan dan khutbah dengan tanpa menyalahi
syariat. Setelah salat jemaah tidak saling bersalaman. "Sama seperti salat
id, protokol pelaksanaan kurban dilakukan dengan prinsip wajib memakai masker,
mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak," katanya.(Rel/Lys)