Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat menerima kunjungan Dubes Kerajaan Hashimiah untuk RI,Abdallah Abu Romman |
Bandung.Internationalmedia.id.-
Gubernur Jawa Barat M Ridwan, menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Hashimiyah Yordania untuk
RI H.E. Abdallah Abu Romman dan Dubes Republik Tunisia untuk RI Riadh Dridi di
Gedung Pakuan Bandung, Jumat(10/7/2020)
Kedatangan Dubes Yordania dan Tunisia ini untuk memulai proses baru, yaitu
untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan budaya Islam..
Pada
kesempatan tersebut Gubernur menyerahkan satu buku untuk duta besar, yakni buku
tentang investasi yang bisa dilakukan di Jawa Barat senilai Rp 600 triliun.
"Beliau-beliau
tertarik di bidang kesehatan, juga di pariwisata. Tadi beliau juga memberikan
satu produk kosmetik dari Laut Mati," katanya.
Gubernur
yang biasa disapa Kang Emil berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan
kedua negara tersebut. Ia mencontohkan kurma Tunisia yang memiliki prospek bisnis
bagus di Jabar.
Selain itu,
kata Kang Emil, kerja sama dengan Yordania dan Tunisia akan membangkitkan
perekonomian Jabar di tengah pandemi COVID-19.
“Tahun ini
60 tahun hubungan Indonesia dengan Tunisia. Dan tahun depan, 70 tahun hubungan
Indonesia dengan Yordania. Hubungan kerja sama sangat baik.
Mudah-mudahan
ini menjadi kerja sama pasca-COVID-19 antara dua negara. Tunisia dengan
Indonesia, dan Yordania dengan Indonesia,” katanya.
Kunjungan Dubes Yordania dan Tunisia |
Dalam
pertemuan itu, Dubes Yordania Abdallah Abu Romman mengatakan Indonesia,
khususnya Jabar memiliki arti penting bagi negaranya karena Konferensi Asia
Afrika (KAA) pada 1955.
“Jawa Barat
khususnya Bandung sangat terkenal di negara kami karena KAA. Sejak kami sekolah
ada di pelajaran kami, sangat terkenal. Kami berpikir ketika mengunjungi
Indonesia saat pandemi COVID-19 yang paling dikhawatirkan hanya Bandung karena
penduduknya besar, sangat dekat dengan episentrum (penyebaran COVID-19), juga
kota yang indah,” kata Abdallah.
Menurut
Abdallah, banyak peluang kerja sama yang bisa dilakukan antara Jabar dengan
Yordania.
Namun, kata
Abdallah, tak adanya rute penerbangan Yordania ke Jabar menjadi kendala,
khususnya kerja sama di bidang pariwisata.
“Kami tidak
punya penerbangan langsung (dari Yordania ke Jabar dan sebaliknya). Jika punya
penerbangan langsung dari Yordania ke Jabar, saya pikir kita bisa meningkatkan
pariwisata. Di Yordania kami punya tempat-tempat bersejarah yang penting dan
religius,” tambahnya.
Dubes
Republik Tunisia untuk RI Riadh Dridi menyatakan, kerja sama dengan Indonesia
dan Jabar sangat bersejarah.
"Tahun
ini menjadi perayaan 60 tahun hubungan diplomatis kami dengan Indonesia,”
katanya.
Riadh juga
mengatakan peluang kerja sama ekonomi antara Tunisia dan Jabar tergolong besar,
terutama di bidang agrobisnis, kesehatan, pariwisata, industri manufaktur, dan
pendidikan.
Saat ini, kata ia, ada ratusan pelajar Indonesia yang melakukan
studi tentang Islam di Tunisia.
“Kami punya
program pertukaran pelajar. Ratusan pelajar Indonesia setiap tahun pergi ke
sana. Ini peluang yang sangat bagus. Tapi sekarang kami ingin memperluas kerja
sama studi ini, bukan hanya studi Islam, tetapi juga untuk studi lainnya,
seperti teknologi, sains dan obat-obatan,” katanya.(*)