Aramada laut Iran menghancurkan USS Nimitz tiruan di Selat Hormuz. (Foto: South China Morning Post) |
Jakarta.Internationalmedia.id.- Tensi memanas tak
hanya terjadi dengan China, Amerika Serikat (AS) pun masih
"mengincar" Iran. Militer Iran pun kini tengah mempersiakan diri
untuk menghadapi armada laut AS dengan menggelar latihan perang.
Iran telah memindahkan kapal induk USS Nimitz tiruan
ke Selat Hormuz, yang berada di antara teluk Oman dan teluk Pesia. Foto-foto
satelit yang dirilis Senin (27/7/2020), mengisyaratkan Republik Islam segera
berencana untuk menggunakannya untuk latihan tembakan langsung.
Seperti dilansir South China Morning Post, sebuah
gambar dari Maxar Technologies diambil pada Ahad (26/7/2020), memperlihatkan
sebuah kapal cepat Iran menarik kapal induk tiruan tersebut keluar dari kota
Iran Bandar Abbas.
Media dan pejabat pemerintah Iran belum mengakui
membawa replika kapal induk terseut ke Selat Hormuz, di mana 20 persen minyak
dunia berada. Namun, kemunculannya di sana menunjukkan bahwa Pengawal Revolusi
paramiliter Iran sedang mempersiapkan "model" tiruan pada kejadian di
tahun 2015. Saat itu telat Hormuz menjadi pusat armada AS.
Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang bermarkas di
Bahrain, yang kerap berpatroli di perairan timur tengah, tidak segera
merespons.
Replika itu menyerupai kapal-kapal kelas USS Nimitz
yang rutin berlayar ke Teluk Persia dari Selat Hormuz. USS Nimitz baru saja
memasuki perairan Timur Tengah akhir pekan lalu dari Samudra Hindia,
kemungkinan akan menggantikan USS Dwight D. Eisenhower di Laut Arab.
Masih belum jelas kapan atau apakah Nimitz akan
melewati Selat Hormuz atau tidak selama waktu di Timur Tengah. USS Abraham
Lincoln, yang dikerahkan tahun lalu karena ketegangan meningkat, menghabiskan
berbulan-bulan di Laut Arab sebelum menuju melalui selat. Eisenhower datang
melalui selat awal pekan lalu.
Replika tersebut membawa 16 jet tempur tiruan di
geladaknya, menurut foto satelit yang diambil oleh Maxar Technologies. Kapal
itu tampaknya memiliki panjang sekitar 200 meter (650 kaki) dan lebar 50 meter
(160 kaki). Sedangkan Nimitz asli memiliki panjang lebih dari 300 meter dan
lebar 75 meter.
Model tersebut sangat mirip dengan yang digunakan
pada Februari 2015 selama latihan militer yang disebut "Great Prophet
9". Selama latihan itu, Iran mengerumuni kapal induk palsu dengan
speedboat menembakkan senapan mesin dan roket. Rudal darat-ke-laut kemudian
menargetkan dan menghancurkan kapal palsu tersebut.
Namun, latihan itu dilakukan ketika Iran dan dunia
mengalami deadlock dalam negosiasi atas program nuklir Teheran. Hari ini, kesepakatan
yang lahir dari negosiasi itu berantakan.
Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari
perjanjian pada Mei 2018. Iran kemudian merespons dengan perlahan-lahan
meninggalkan hampir setiap penyewa perjanjian, meskipun masih memungkinkan pengawas
PBB mengakses situs nuklirnya.
Musim panas lalu serangkaian serangan dan insiden
semakin meningkatkan ketegangan antara Iran dan AS. Mereka mencapai puncaknya
dengan serangan pesawat tak berawak pada 3 Januari di dekat Bandara
Internasional Baghdad yang menewaskan Qassem Soleimani, kepala ekspedisi
Pengawal Quds, atau Jerusalem, Force.
Iran membalas dengan serangan rudal balistik yang
melukai puluhan tentara Amerika yang ditempatkan di negara tetangga Irak.
Mengingat waktu Iran memindahkan replika ke laut,
dengan foto-foto satelit menunjukkan itu ditarik keluar dari pelabuhan pada
hari Sabtu, latihan yang menargetkan itu mungkin merupakan respons langsung
dari Teheran terhadap sebuah insiden pekan lalu.
Peristiwa itu melibatkan pesawat jet tempur F-15 AS
yang mendekati penerbangan Mahan Air di atas Suriah, yang membuat penumpang
pesawat jet Iran cedera.(*)