Gubernur Jabar Ridwan Kamil ( foto dok Humas Pemprov) |
BandungInternationalmdia.id.- Gubernur Jawa Barat
Barat M Ridwan Kamil mengatakan Pemprov Jabar menunggu alokasi anggaran dari
pemerintah pusat untuk pelaksanaan tes cepat COVID-19 di lingkungan pondok
pesantren.
Jadi rapid test pesantren juga sama, kita tidak bisa
mensubsidi dulu karena belum.
Tapi ada anggaran yang sekarang akan kita gunakan
untuk pengetesan, yaitu ada Rp 2,6 triliun dana untuk adaptasi baru dari
pemerintah pusat kan,katanya usai menyampaikan nota pengantar Pertanggungjawaban
APBD 2019 di Gedung DPRD Jabar,Selasa(14/7/2020).
Ridwan Kamil lebih jauh menjelaskan, pemberian
anggaran untuk pesantren akan dibagi menjadi beberapa kelompok atau tipe yakni
tipe satu sebesar Rp 50 juta, tipe dua Rp 40 juta dan tipe tiga Rp 25 juta.
Kemudian ada bantuan insentif guru pesantren dan
bantuan MCK. Nah untuk pengetesan, beli masker di yang tipe-tipe ini. Ini
sedang berproses administrasinya, dan itu hanya boleh dibelanjakan untuk
persiapan pembukaan pesantren.
Jadi dananya ada, totalnya Rp 2,6 triliun, dan nanti
ada klasifikasi sementara dibagi tiga kategori. Uang itu dipakai buat rapid
test, beli masker, dan lain-lain, katanya.
Dikatakan, pihaknya akan terus mengawasi penerapan
protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di pesantren yang sudah beroperasi di
tengah pandemi, terlebih pemerintah pusat sudah menganggarkan dana untuk
pesantren supaya bisa menerapkan protokol kesehatan di masa Adaptasi Kebiasaan
Baru (AKB).
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu
Ruzhanul Ulum, mengatakan sejumlah pesantren Salafiyah atau tradisional di
wilayah Jabar sudah beroperasi kembali namun pesantren Khalafiah yang memiliki sekolah
formal belum melaksanakan aktivitasnya.
Jadi sesuai SOP yang ada di masing-masing pesantren,
ada gugus tugas yang diketuai oleh kepala pesantrennya. Kemudian juga pesantren
sudah memahami tentang keharusan dilaksanakan protokol kesehatan COVID-19, pesantren
sehingga tak masalah, kata Uu.
Wagub Uu mengatakan pihaknya belum melakukan
pengetesan kepada penghuni pesantren yang ada di Jabar namun demikian para
santri yang akan masuk pesantren sudah menjalani tes kesehatan secara mandiri.(Lys)