Bandung.Internationalmedia.id.- Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Jawa Barat mengeluarkan protokol kesehatan Idul Adha.
Protokol mengatur tata laksana bagi masyarakat mulai
dari pencarian hewan kurban, salat Id, penyembelihan, hingga pendistribusian
daging di tengah pandemi Covid-19.
Protokol Idul Adha dituangkan dalam dua beleid yang
ditandatangani Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Senin 13 Juli 2020.
Beleid pertama, Keputusan Gubernur Nomor 443/Kep.376
-Hukham/2020 tentang Protokol Pemeriksaan Penjualan dan Penyembelihan Hewan
Kurban serta Distribusi Hewan Kurban selama Pandemi Covid-19.
Beleid kedua, Surat Edaran Nomor 451/110/Hukham
tentang Penyelenggaraan Salat Idul Adha dalam Situasi Wabah Bencana Nonalam
Covid-19.
Surat ditujukan kepada bupati/wali kota, MUI, kantor
departemen agama, pimpinan ormas Islam, para ketua DMI, Baznas, dan pimpinan
pondok pesantren di Jabar.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 Provinsi Jawa Barat Daud Achmad dalam siaran pers yang diterima petang
ini menyatakan, baik kepgub maupun surat edaran telah ditandatangani Pak
Gubernur hari ini.
Surat edaran menyebutkan, salat id diperkenankan
dilakukan di masjid, lapangan, atau ruangan dengan memperhatikan protokol
kesehatan maksimal.
Sama seperti salat id, protokol pelaksanaan kurban
dilakukan dengan prinsip wajib memakai masker, mencuci tangan pakai sabun,
serta menjaga jarak.
Masyarakat dianjurkan memesan hewan kurban secara
daring atau menghindari pergi ke pasar hewan apalagi sampai membawa anak kecil
dan lansia.
Lokasi pemotongan hewan dapat dilakukan di lapangan
atau masjid tapi harus dilengkapi penutup agar tidak menarik perhatian dan
menimbulkan kerumuman.
“Pengkurban dianjurkan tidak menyaksikan prosesi
pemotongan atau dapat melihat melalui video call,” kata Daud.
Sebagai tambahan alat-alat potong juga diwajibkan
dibersihkan menggunakan bahan disinfeksi dan panitia kurban harus menyediakan
air mengalir.
Sementara kewajiban bagi seluruh petugas penyembelih
hewan adalah selain sehat juga harus mengenakan baju lengan panjang, pakai
masker, dan kacamata google atau tameng wajah (face shield), dan sarung tangan.
“Kita tidak mau ada virus menempel di daging kurban
dan terbawa ke rumah,” kata Daud.(Lys)