Kantor Kedutaan Besar China di Washington, Amerika Serikat. |
Internationalmedia.id.-- Pemerintah China
akhirnya mengungkapkan kedutaan besarnya di Washington, Amerika Serikat (AS),
mendapat ancaman teror bom pada Senin (20/7/2020) lalu.
Seperti dilansir surat kabar Global Times, Kamis
(23/7/2020), teror bom dan pembunuhan itu terjadi di kantor biro visa Kedutaan
China di Washington. Menurut sumber, kantor itu berkali-kali menerima telepon
misterius.
Si penelepon langsung mengakhiri sambungan ketika
diangkat oleh petugas. Dalam sambungan terakhir, sang penelepon sempat
menyampaikan pernyataan singkat kepada petugas.
"Kantor Visa Kedutaan China? Apakah kalian tahu
apa yang ada di lobi?," kata penelepon itu menurut pengakuan petugas
kedutaan.
Petugas menyatakan si penelepon di akhir menirukan
suara ledakan, lalu menutup telepon.
Selain itu, Kedubes China juga menerima surat
ancaman pembunuhan, serta sejumlah surat yang ditulis tangan dan dicetak yang
berisi penghinaan kepada Partai Komunis China, wabah Covid-19 dan berbagai isu
lain.
Akibat kejadian itu, Kedubes China memutuskan
memperketat pengamanan. Kementerian Luar Negeri China juga mengecam pemerintah
AS yang mendesak mereka menutup kantor konsulat di Houston, Texas, dalam waktu
72 jam. AS menuduh China melakukan kegiatan mata-mata dari kantor tersebut.
"China mendesak AS untuk segera menarik
keputusannya yang salah, atau China pasti akan merespons hal ini dengan tegas
dan tepat. China sangat mengutuk tindakan keterlaluan dan tidak adil yang akan
menyabotase relasi China-AS ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri
China, Wang Wenbin, dalam jumpa pers di Beijing pada Rabu (22/7/2020) kemarin.
Pemerintah China menyatakan perwakilan diplomatik
mereka di AS kerap mengalami tindakan tidak bersahabat. Petugas AS kerap
memaksa untuk membuka sejumlah paket diplomatik milik kedutaan, dan bahkan
menyita barang-barang milik pejabat China.
Bahkan pada Oktober 2019 dan Juni lalu, AS
menjatuhkan sanksi larangan masuk terhadap sejumlah staf Kedubes China.
Situasi itu semakin memperburuk perseteruan antara
China dan AS yang sudah meruncing dalam beberapa tahun belakangan. Keduanya
saling tuding dalam berbagai hal seperti sengketa Laut China Selatan, Covid-19,
perang dagang, dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur,
kemelut Huawei, sampai soal peretasan dan pencurian data.
Sampai saat ini AS belum memberikan pernyataan
terkait perintah penutupan Konsulat China di Houston.(*)