Jakarta.Internationalmedia.id.- Pandemi Covid-19 yang mulai merebak di Wuhan sejak bulan Desember lalu kini telah menginfeksi tembus lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia.
Dikutip dari DailyMail,
Senin (29 Juni 2020) jumlah infeksi yang melampaui angka 10 juta dikonfirmasi
Universitas Johns Hopkins AS per Minggu 28 Juni. Pandemi saat ini juga
menjadi pandemi yang paling menghancurkan dalam satu abad.
Data yang dikumpulkan dari
pemerintah di seluruh dunia menunjukkan sedikitnya 10.015.904 warga dunia
terinfeksi corona dan angka kematian pun nyaris
mencapai 500 ribu.
Amerika menjadi negara
dengan infeksi tertinggi secara global.
Ada lebih dari 2,5 juta warga AS yang terinfeksi. Angka ini seperempat dari
total kasus global, disusul Brasil dengan 1,3 juta infeksi, Rusia 633.000 dan Inggris 311.000.
Sir Jeremy Farrar, ilmuwan
Inggris mengatakan angka-angka yang mengkhawatirkan ini bisa jadi hanya angka
permukaan. Organisasi Kesehatan Dunia sebelumnya menyatakan jumlah kasus
Covid-19 lebih dari dua kali lipat jumlah kasus flu akut di masa normal.
Covid-19 pertama kali muncul
di Cina pada akhir tahun lalu dan sejak mewarnai berita pada Januari menyebar
ke hampir setiap negara di Bumi. Terutama mereka yang bepergian secara
internasional.
Farrar yang juga direktur Wellcome Trust dan anggota
penasihat SAGE melalui Twitter
menyatakan, lebih dari 10 juta kasus telah dikonfirmasi dengan 500 ribu
kematian secara global dalam enam bulan terakhir.
Meski demikian Azar menilai
kondisi AS saat ini lebih baik daripada dua bulan lalu dalam memerangi virus.
Ini karena ada lebih banyak pengujian dan akses perawatan yang tersedia.
Sejumlah negara mengalami
peningkatan infeksi yang memicu diterapkannya kembali lockdown parsial. Para
ahli menilai pola tutup-buka lockdown bisa berlangsung hingga 2021.
Data Reuters, Amerika Utara,
Amerika Latin dan Eropa masing-masing menyumbang 25 persen kasus, sementara
Asia dan Timur Tengah masing-masing 11 persen dan sembilan persen.
Peningkatan total kasus
berkisar di angka 1-2 persen per hari dalam seminggu terakhir, turun dari 10
persen pada bulan Maret.(*)