Jakarta.Internationalmedia.Id.- Direktur Utama PT Telkom,
Ririek Adriansyah menyebutkan,
pencapaian Telkom sepanjang tahun 2019, yang berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp
135,57 trilliun menunjukkan
bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital
Telecommunication Company.
Berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis
digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital
yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia.
Tumbuh positif sebesar Rp 4,78 triliun (3,7%) dibanding tahun
2018. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) Perseroan
tahun 2019 tercatat Rp 64,83 triliun dengan Laba Bersih sebesar Rp 18,66
triliun, atau masing-masing tumbuh 9,5% dan 3,5%.
Digital Business Telkomsel dan IndiHome tumbuh signifikan dan
menjadi kontributor utama pertumbuhan Perseroan.
Pertumbuhan Signifikan Pendapatan Digital Business Seluler
(23,1%) dan Pendapatan IndiHome (28,1%) menjadi Lokomotif Pertumbuhan Perseroan.
Telkom melakukan antisipasi terhadap perkembangan industri
yang disruptive saat ini melalui pengembangan 3 perspektif domain bisnis
digital, yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital service.
Sebagai penyedia utama pada layanan broadband di Indonesia,
Telkom tetap terus memperkuat posisinya sebagai market leader pada domain
digital connectivity melalui layanan berkualitas dan jangkauan terluas.
Layanan konektivitas digital Telkom tersedia melalui jaringan
serat optik backbone domestik Indonesia Digital Network yang telah terhubung
dari Sabang hingga Merauke.
Ini juga didukung sistem kabel laut internasional melalui
keberadaan kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) milik Perseroan yang
menghubungkan kabel bawah laut SEA-ME-WE5 dengan kabel bawah laut SEA–US
menjadikan Perseroan sebagai Global Digital Hub sekaligus gerbang utama
konektivitas digital yang menyediakan direct broadband connectivity antara
kawasan Eropa, Asia, dan Amerika.
Sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang listed di
NYSE, Telkom wajib menyusun laporan keuangan barbasis IFRS, dimana pada tahun
ini telah mengadopsi standar akuntansi pelaporan keuangan baru yaitu IFRS 16,
yang turut mempengaruhi kompleksitas penyusunan Laporan Keuangan Perseroan.
Penyampaian Laporan Keuangan Perseroan masih sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengacu pada Surat Kepala Eksekutif
Pengawas Pasar Modal OJK Nomor S-92/D.04/2020, tanggal 18 Maret 2020, tentang
Relaksasi atas Kewajiban Laporan Keuangan dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham dimana batas waktu Laporan Keuangan tahun buku 2019 adalah 31 Mei 2020,
sedangkan batas waktu penyelenggaraan RUPST tahun buku 2019 adalah 31 Agustus
2020.
Pertumbuhan mobile broadband di masa mendatang masih
berpotensi meningkat cukup besar sejalan dengan semakin tingginya pengguna
mobile data. Rata-rata konsumsi mobile data saat ini masih relatif rendah yaitu
5,2 GB per pelanggan per bulan, dibandingkan negara lain seperti Thailand atau
India yang masing-masing mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan.
Melihat hal tersebut, Perseroan memperkirakan bahwa trafik
data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan seiring semakin
beragamnya layanan digital, seperti games, video, advertising dan payment yang
masih dalam fase awal pertumbuhan.
Sedangkan untuk fixed
broadband mengingat penetrasinya di Indonesia masih cukup rendah yaitu kurang
dari 15% dari populasi rumah tangga, Telkom berkeyakinan bahwa permintaan akan
layanan IndiHome masih akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang untuk
memberikan layanan fixed broadband berkualitas tinggi, memenuhi kebutuhan
internet sekaligus mendukung aneka layanan digital service yang menarik.
Telkom juga mengakselerasi domain digital platform dengan
cara mengembangkan layanan data center & cloud mengarah pada smart platform
sebagai enabler berbagai layanan dan solusi ICT.
Selanjutnya produk-produk digital service akan dikembangkan
secara selektif, termasuk melalui akuisisi maupun kemitraan yang didukung
secara sinergis oleh digital platform dan digital connectivity.
Kami sadari bahwa kondisi saat ini menjadi tantangan untuk
semua pihak, tak terkecuali Telkom.
Melalui berbagai segmen bisnis kami, Telkom terus berupaya
untuk mengembangkan berbagai layanan digital berbasis smart platform seperti
Cloud, Big Data dan IoT (Internet of Things) sesuai kebutuhan para pelanggan
dalam upaya memberikan pengalaman terbaik.
Kami berkeyakinan bahwa lini bisnis digital merupakan
pendorong pertumbuhan bagi Telkom di masa mendatang”, demikian jelas Ririek.(Lys)