Bandung.Internationalmedia.Id.- Paitia Khusus(Pansus) III DPRD Provinsi Jawa Barat berpendapat bahwa Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tidak mampu memanage Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) agar menjadi perusahaan profesiona.
Jangankan bersaing di level
nasional, bahkan untuk level Jawa Barat Juara pun masih sulit.
Hal ini terungkap pada penyampaikan Hasil Pembahasan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
dalam Sidang Paripurna yang dibacakan Ketua Pansus III, Memo Hernawan di
Gedung DPRD Jabar, Bandung yang digelar Rabu(20/5/20).
Di Bidang Keuangan, DPRD
meminta Sdr. Gubernur segera mengevaluasi besar-besaran manajemen BUMD secara
keseluruhan termasuk mengganti pimpinan BUMD yang tak kapable dengan tenaga
profesional dan independen, tak dicampuri dengan kepentingan politis yang
sering mengganggu kinerja.
Selain itu, Pansus III juga
menyoroti di i Bidang Pembangunan, di antaranya, peer besar adalah
menyelesaikan TPPAS Legok Nangka dan Lulut Nambo yang berlarut-larut ini. Lalu
segera serius mengoptimalkan pembangunan sketor pariwisata.
Kemudian, di Bidang
Kesejahteraan Rakyat, urusan Pendidikan dan Kesehatan menjadi sektor yang
banyak mendapat rekomendasi dari DPRD, berupa perbaikan manajemen, ketersediaan
dan kelayakan ruang belajar dan layanan kesehatan, kesejahteraan tenaga medis
dan pendidikan, hingga beasiswa.
Ada hal yang sangat
memalukan Jawa Barat dimana peringkat Indeks Pembangunan.
Meskipun terjadi kenaikan
Angka IPM menjadi 72,03, namun DPRD meminta Gubernur mengkonfirmasi data
statsitik tersebut dengan kondisi faktual di lapangan.
Sebab ada beberapa variabel
lain yang penting diukur, seperti pemerataan pembangunan kota-desa, masih
tingginya angka pengangguran, dan juga kemampuan pemerintah Provinsi Jawa Barat
dalam mengoptimalkan resources Jawa Barat dengan kekayaan alam yang luar biasa.
Ditambah lagi DPRD melihat
capaian indeks indikator dari 5 Misi Jawa Barat tidaklah merata.
Pansus III juga berharap
agar Gubernur tidak terjebak pada konsep atau gagasan artifisial atau etalase
semata yang terkesan lebih penting membangun opini atau image, yang sering kali
menyebabkan tidak tuntasnya beberapa program.(Lys)