Bandung.Internationalmedia.Id.-
Anggota DPRD Provinsi Jabar Daddy Rohanady mengatakan rencana penerapan new normal
sesungguhnya belum clear masih menyisakan pro kontra. dan belum satu paham
Politisi Partai
Gerindra dari Dapil XII Kota Cirebon Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu ini menjelaskan mengubah kebiasaan hidup
bukanlah perkara mudah.
Butuh komitmen kuat
untuk melaksanakannya. Komitmen dalam arti sesungguhnya, bukan sekedar komat
kamit temen, katanya saat dihubungi via aplikasi whatsapp, Jumat (29/5/2020).
Untuk itu rencana
penerapan tatanan new normal masih menyisakan banyak pekerjaan rumah (PR).
Semua warga masyarakat diharapkan ikut atau taat pada “kehidupan berkebiasaan
baru.
“Kita terpaksa
menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru berprotokol kesehatan,” jelasnya.
Kalau mencuci tangan,
kata Daddy Rohanady, bukan hal aneh. Sejak kecil warga Indonesia, sudah
ditanamkan kebiasaan cuci tangan.
Yang membedakannya
dimasa new normal nanti, kebiasaan cuci tangan itu frekwensi akan menjadi lebih
banyak. “Ada sesuatu yang agak baru, yakni “social distancing” yang kemudian
dipadankan dengan “jaga jarak”.
“Meskipun pada awalnya
masyarakat menolak menjaga jarak, sekarang tidak lagi. Masalahnya orang
Indonesia pada umumnya inklusif, sedangkan jaga jarak berkonotasi eksklusif,”
ujarnya.
Selain itu, masyarakat
juga diharapkan selalu bermasker. Ketentuan tersebut saat ini masih terasa
janggal karena selain wajah tak tampak secara utuh, suara pun menjadi kurang
jelas ketika bicara.
Pengendalian situasi
itu menjadi tugas tambahan buat para petugas di masing-masing lokasi kerumunan,
seperti pasar, mall, moda transportasi, terminal, stasiun dan bandara.
“Memang Covid-19
penularannya sangat cepat, sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka, kita
harus antisipasi. Maka, tidak aneh jika ada yang menjulukinya virus kerumunan,”
katanya mengakhiri.(Lys)