Jakarta.Internationalmedia.Id.-DEWAN Direktur Eksekutif Bank
Dunia menyetujui pendanaan 250 juta dolar AS atau sekitar Rp3,75 triliun untuk
mendukung program tanggap darurat Indonesia dalam mengatasi penyebaran
Covid-19.
Kepala Perwakilan Bank
Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen dalam pernyataan di Jakarta,
Jumat (29/5/2020), mengatakan pendanaan ini akan mendukung Indonesia dalam
mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta
meningkatkan tanggapan terhadap pandemi Covid-19.
Kahkonen memastikan
program pembiayaan ini juga sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional
untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat. "Merupakan sebuah kehormatan
bagi kami untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menghadapi Covid-19
dan mengurangi dampak pandemi ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan
sosial," katanya.
Ia menambahkan tindakan penanganan pandemi sangat penting
bagi upaya yang berkelanjutan dalam mengurangi jumlah kemiskinan dan melindungi
modal manusia Indonesia. Fokus dari pendanaan ini adalah untuk memperkuat
aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap pandemi Covid-19, termasuk
melengkapi fasilitas rujukan di bawah Kementerian Kesehatan.
Selain itu, juga untuk meningkatkan persediaan alat pelindung
diri (APD), memperkuat jaringan laboratorium dan sistem pengawasan, serta
mendukung pengembangan dan penggunaan protokol untuk layanan yang berkualitas.
Dengan belajar dari penanggulangan dampak Covid-19, program
tersebut akan mendukung kesiapan dalam penyebaran penyakit menular di masa
depan melalui pelaporan yang lebih baik dan pengawasan yang lebih kuat.
Program ini juga siap mencakup seluruh wilayah di Indonesia
dan akan menyasar para pasien yang paling berhak mendapatkan manfaat utama.
Kemudian, bantuan akan menyasar para penerima fasilitas kesehatan yang layak
seperti penduduk rentan maupun orang tua yang berisiko tinggi dan mempunyai
penyakit kronis, serta tenaga kesehatan.
Pendanaan ini terkoordinasi dengan program 250 juta dolar AS
bersama dari Bank Investasi dan Infrastruktur Asia (AIIB) dan pembiayaan
paralel sebesar 200 juta dolar AS dari Bank Pembangunan Islam (IsDB).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati menjelaskan pemerintah telah menggunakan berbagai cara untuk
mengurangi dampak pandemi COVID-19 di sektor kesehatan, sosial dan ekonomi.
Oleh karena itu, melalui dukungan Bank Dunia, ia menegaskan komitmen untuk
memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem
informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi
para tenaga kesehatan.
"Kami juga menyambut baik upaya mitra pembangunan dalam
memberikan dukungan pendanaan yang terkoordinasi serta kerja sama Bank Dunia
dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan Islamic Development Bank untuk
program ini," katanya.(*)