Tanjungbalai.Internationalmedia.id.- Banjir rob atau banjir
air pasang laut sudah 4 hari merendam dataran rendah di Kota Tanjung Balai,
dengan ketinggian air pasang laut diperkirakan mencapai 50 Sentimeter, Jum'at
Sore(10/4).
Akibatnya sejumlah badan jalan dan
pemukiman warga Kota Tanjungbalai yang berada di dataran terendah terendam air.Meluapnya
air sungai dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur, timbulnya wabah
penyakit, serta terganggunya aktivitas perekonomian masyarakat.
Menurut warga, fenomena alam ini setiap
tahun dialami mereka, namun kali ini sangat parah ketinggiannya.Selama empat
jam sehari, air yang naik ke daratan, berkisar dimulai dari pukul 16.00 Wib
atau pukul 4 sore sampai pukul 20.00 Wib atau pukul 8 malam air baru kembali
surut.
Hampir seluruh pemukiman warga di
beberapa kelurahan seperti Kuala Silo Bestari, Matahalasan, Pantai Burung,
Indra Sakti, Keramat Kubah terutama yang berada di sepanjang bantaran Sungai
Silo dan Sungai Asahan.
Salah seorang warga Kelurahan Kuala Silo
Bestari Ahmad Dahlan (71) mengatakan, banjir rob memang sering terjadi
setiap tahun, tapi sekarang semakin parah, dulu banjirnya tidak seperti ini
besarnya, dari tahun ke tahun banjirnya semakin tinggi.
Hal ini karena penumpukan pasir atau
sedimentasi yang terbawa arus air dari hulu menuju hilir Sungai Silau dan
Sungai Asahan sangat besar, menjadi salah satu penyebab terjadinya
bencana banjir di Kota Tanjungbalai.
Diharapkan, pemerintah pusat dan
pemerintah provinsi Sumut dapat memperbaiki kondisi Sungai Asahan dan
Sungai Silo dengan melakukan pengerukan.
Dikatakan, tingginya tumpukan
sedimentasi di Sungai juga dapat mengganggu kelancaran berbagai aktivitas
sungai seperti perahu nelayan tak jarang kandas ditengah sungai dan juga sudah
pasti dapat mengganggu kapal yang melintas menuju Pelabuhan Teluk Nibung.
Hal ini sangat mempengaruhi minat
investor untuk meningkatkan nilai investasinya di Kota Tanjungbalai,katanya.(Mar)