BALIGE.Internationalmedia.Id.-.Onan atau Pasar Balige Tapanuli Utara, sepi. Tidak seperti biasanya, warga dari luar Balige yang tiap hari membawa hasil kebunnya ke Onan ini sudah berkurang.
Ini diakibatkan mewabahnya Covid-19, sehingga berdampak pada pendapatan masyarakat khususnya pedagang di pasar.
Dari pemantauan di Onan Balige, Selasa (31/3/2020 petang),sejumlah pedagang di pasar tradisional Balige mengaku, jumlah pembeli yang datang ke pasar di pusat kota Balige ini, menurun drastis.
Jumlah pembeli yang belanja ke pasar tradisional yang berada di Jalan Sisingamangaraja ini, turun jauh dari hari-hari biasa sebelum adanya virus Covid-19.
Seperti yang diutarakan pedagang Robert Marpaung di pasar Balereng Balige, jumlah yang datang sangat berkurang dan sepi. Jauh dari hari-hari biasa sebelumnya.
Di samping pembatasan keluar rumah, kemungkinan ada juga pengaruh dari sekolah yang libur dan termasuk sejumlah tempat-tempat makanan atau kedai yang banyak menghentikan usahanya sementara, menambah sepinya pembeli yang datang untuk belanja.
Demikian juga halnya pengelola kantin sekolah yang dulunya belanja juga, tentunya tidak lagi berdagang, sehingga jumlah pembeli makin berkurang.
Belum lagi usaha-usaha yang seperti tempat makanan lain seperti makanan Mie Gomak dan kedai kopi di lokasi wisata, menghentikan penjualannya, turut menjadi faktor berkurangnya penjualan dari hari-hari biasa sebelumnya,katanya.
Hal yang sama juga dialami pedagang lainnya Boru Napitupulu, jumlah pembeli yang datang ke pasar Balige, sangat drastis penurunannya di mana terlihat pasar tersebut selalu sepi setiap hari.
Kota Ombus
Tidak hanya di Onan Balige, suasana pasar di Kota Ombus-ombus Siborongborong Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara tidak begitu ramai seperti biasanya. Pengunjung mengalami penurunan yang signifikan.
Para pengunjung pun sudah bisa mengendarai sepeda motor di jalan lingkar Pasar Siborongborong yakni di Jalan Sanif, Jalan Merdeka, Jalan Dolok Martimbang dan Jalan Bahtiar.
Para pedagang yang biasanya membuka lapak di tepi jalan juga sudah berkurang. Para pedagang dari daerah lain seperti Kabupaten Humbahas dan Toba banyak yang tidak datang berdagang ke Siborongborong.
Sebelum masuk ke Pasar, enam unit washtafel atau tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun cair di lokasi pintu masuk Pasar Siborongborong sudah disediakan Pemkab Taput.
Kemudian bilik sterilisasi juga disediakan di Terminal Siborongborong.Namun pengunjung yang datang untuk belanja ke Pasar Siborongborong tidak menjaga jarak atau physical distancing dan banyak pengunjung tidak mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan.
Kemudian banyak juga pedagang dan pengunjung di pasar tidak memakai masker.
Salah satu pedagang di Pasar Siborongborong Ruly Sihombing ketika ditanya mengatakan, masalah Covid-19 ini, pendapatan pedagang mengalami penurunan yang luar biasa..
Mereka mengalami penurunan pendapatan sekitar 60% tiap hari. Kalau kita tidak berjualan, bagaimana kelanjutan kehidupankeluarga.
Harapan kita kepada Pemerintah supaya digencarkan sosialisasi kepada masyarakat supaya wabah Covid-19 ini tidak menjadi hal yang menakutkan kepada masyarakat.
Saat ini masyarakat kita lihat mengalami ketakutan untuk keluar rumah. Maka untuk belanja ke pasar pun kita melihat masyarakat menjadi takut. Suasananya sangat mencekam.
Ia juga mengungkapkan, banyak pedagang dari daerah lain seperti dari Humbahas dan Toba tidak berjualan ke Pasar Siborongborong.
Sementara itu Kepala UPT Puskesmas Siborongborong Dinas Kesehatan Taput dr Yuslina Siahaan menyatakan, pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat di Pasar Siborongborong supaya tetap menjaga jarak.
Pembeli yang datang diimbau juga jangan berkerumun, jangan banyak ngobrol-ngobrol di pasar dan diharapkan bisa langsung cepat pulang.
Juga jangan membawa anak-anak saat berbelanja ke pasar. Saat ini juga di Pasar Siborongborong telah disediakan enam unit washtafel atau tempat mencuci tangan dan dilengkapi sabun cair.
Kita juga berharap kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan rajin mencuci tangan dengan sabun,katanya.(Paung).
Ini diakibatkan mewabahnya Covid-19, sehingga berdampak pada pendapatan masyarakat khususnya pedagang di pasar.
Dari pemantauan di Onan Balige, Selasa (31/3/2020 petang),sejumlah pedagang di pasar tradisional Balige mengaku, jumlah pembeli yang datang ke pasar di pusat kota Balige ini, menurun drastis.
Jumlah pembeli yang belanja ke pasar tradisional yang berada di Jalan Sisingamangaraja ini, turun jauh dari hari-hari biasa sebelum adanya virus Covid-19.
Seperti yang diutarakan pedagang Robert Marpaung di pasar Balereng Balige, jumlah yang datang sangat berkurang dan sepi. Jauh dari hari-hari biasa sebelumnya.
Di samping pembatasan keluar rumah, kemungkinan ada juga pengaruh dari sekolah yang libur dan termasuk sejumlah tempat-tempat makanan atau kedai yang banyak menghentikan usahanya sementara, menambah sepinya pembeli yang datang untuk belanja.
Demikian juga halnya pengelola kantin sekolah yang dulunya belanja juga, tentunya tidak lagi berdagang, sehingga jumlah pembeli makin berkurang.
Belum lagi usaha-usaha yang seperti tempat makanan lain seperti makanan Mie Gomak dan kedai kopi di lokasi wisata, menghentikan penjualannya, turut menjadi faktor berkurangnya penjualan dari hari-hari biasa sebelumnya,katanya.
Hal yang sama juga dialami pedagang lainnya Boru Napitupulu, jumlah pembeli yang datang ke pasar Balige, sangat drastis penurunannya di mana terlihat pasar tersebut selalu sepi setiap hari.
Kota Ombus
Tidak hanya di Onan Balige, suasana pasar di Kota Ombus-ombus Siborongborong Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara tidak begitu ramai seperti biasanya. Pengunjung mengalami penurunan yang signifikan.
Para pengunjung pun sudah bisa mengendarai sepeda motor di jalan lingkar Pasar Siborongborong yakni di Jalan Sanif, Jalan Merdeka, Jalan Dolok Martimbang dan Jalan Bahtiar.
Para pedagang yang biasanya membuka lapak di tepi jalan juga sudah berkurang. Para pedagang dari daerah lain seperti Kabupaten Humbahas dan Toba banyak yang tidak datang berdagang ke Siborongborong.
Sebelum masuk ke Pasar, enam unit washtafel atau tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun cair di lokasi pintu masuk Pasar Siborongborong sudah disediakan Pemkab Taput.
Kemudian bilik sterilisasi juga disediakan di Terminal Siborongborong.Namun pengunjung yang datang untuk belanja ke Pasar Siborongborong tidak menjaga jarak atau physical distancing dan banyak pengunjung tidak mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan.
Kemudian banyak juga pedagang dan pengunjung di pasar tidak memakai masker.
Salah satu pedagang di Pasar Siborongborong Ruly Sihombing ketika ditanya mengatakan, masalah Covid-19 ini, pendapatan pedagang mengalami penurunan yang luar biasa..
Mereka mengalami penurunan pendapatan sekitar 60% tiap hari. Kalau kita tidak berjualan, bagaimana kelanjutan kehidupankeluarga.
Harapan kita kepada Pemerintah supaya digencarkan sosialisasi kepada masyarakat supaya wabah Covid-19 ini tidak menjadi hal yang menakutkan kepada masyarakat.
Saat ini masyarakat kita lihat mengalami ketakutan untuk keluar rumah. Maka untuk belanja ke pasar pun kita melihat masyarakat menjadi takut. Suasananya sangat mencekam.
Ia juga mengungkapkan, banyak pedagang dari daerah lain seperti dari Humbahas dan Toba tidak berjualan ke Pasar Siborongborong.
Sementara itu Kepala UPT Puskesmas Siborongborong Dinas Kesehatan Taput dr Yuslina Siahaan menyatakan, pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat di Pasar Siborongborong supaya tetap menjaga jarak.
Pembeli yang datang diimbau juga jangan berkerumun, jangan banyak ngobrol-ngobrol di pasar dan diharapkan bisa langsung cepat pulang.
Juga jangan membawa anak-anak saat berbelanja ke pasar. Saat ini juga di Pasar Siborongborong telah disediakan enam unit washtafel atau tempat mencuci tangan dan dilengkapi sabun cair.
Kita juga berharap kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan rajin mencuci tangan dengan sabun,katanya.(Paung).